3 Momentum yang Mampu Bikin Ekonomi RI Melesat

Indonesia tidak hanya bergantung pada ekspor barang mentah saja.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Mar 2018, 15:18 WIB
Gubernur BI, Agus Martowardojo menyampaikan keterangan sesusai menggelar rapat koordinasi di Jakarta, Rabu (25/1). Agus mengatakan upaya menjaga inflasi volatile food menjadi salah satu dari enam langkah strategis. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo membeberkan tiga momentum yang dapat mendorong pertunjukan ekonomi Indonesia menjadi lebih baik di tahun ini. Salah satunya perkembangan ekonomi dunia yang tumbuh positif.

"Perkembangan ekonomi dunia selama 5 tahun terakhir seperti sekarang dimana pertumbuhan ekonomi 3,7 persen dari sebelumnya 3,2 persen," ungkapnya di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu (28/3/2018).

Momentum kedua yang bakal mendukung perkembangan perekonomian Indonesia stabilitas makroekonomi dan sistem ekonomi yang sedang baik.

"Inflasi terjaga 3 tahun rendah di kisaran 3 persen. Transaksi berjalan di kisaran 1 persen dari PDB. Kondisi fiskal 20 tahun kita kalau defisit tidak pernah melebihi dari 2,6 persen dari GDP," kata dia.

Tak hanya itu, momentum ketiga adalah berbagai pengakuan akan iklim investasi dan perbaikan daya saing Indonesia dari berbagai lembaga pemeringkat dunia turut mendukung upaya mendorong ekonomi tumbuh lebih baik.

"Saya ini 25 tahun bankir. Dan saya tahu kalau sekarang kamu ambil kesempatan, kami tidak akan ketinggalan kereta. Kalau kamu wait and see terus kamu akan ketinggalan," tegasnya.

 

2 dari 2 halaman

Perbaikan

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo saat akan memberikan keterangan pers di Jakarta,(19\8). Hasil Rapat Dewan Gubernur BI mencatat triwulan II 2016 mempertahankan 7 days Repo Rate sebesar 5,25 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 

Meskipun demikian, Agus memandang perbaikan di berbagai sektor masih diperlukan, seperti infrastruktur, peningkatan SDM, kelembagaan, dan mendorong inovasi baru.

"Sumber pembiayaan kita masih terbatas sekali. Dari dana pensiun, asuransi, itu belum berkembang. Itu harus kita kembangkan dengan pendalaman pasar keuangan," ujar dia.

Perbaikan kinerja ekspor juga harus dilakukan. Mantan Menteri Keuangan ini mengharapkan Indonesia tidak hanya bergantung pada ekspor barang mentah saja.

"Kita jangan terus mengandalkan pada ekspor barang mentah. Masa dari zaman Belanda kita masih ekpor barang mentah saja. Kita mesti memproduksi sesuatu yang bisa masuk dalam global value chain," imbuhnya.

"Kita perlu Indonesia yang tidak cengeng. Tapi yang mau investasi dan mau bekerja ke depan," tandas Agus.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya