4 Alumni Barcelona yang Sukses Jadi Pelatih Kelas Dunia

Barcelona melahirkan pemain dan pelatih hebat.

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Mar 2018, 08:20 WIB
Logo Barcelona dalam ukuran besar jelang final Liga Champions. (AFP/Kay Nietfeld)

Liputan6.com, Barcelona - Tak bisa dimungkiri Barcelona memiliki sejarah yang panjang di pentas sepak bola Eropa. Mereka pernah dan tengah diperkuat oleh para pemain kelas dunia yang bahkan beberapa diantaranya kini sukses menjadi pelatih berkelas.

Setelah pensiun, beberapa ikon mereka melanjutkan karier di dunia kepelatihan dan memberikan pengaruh yang besar. Tak semua dari nama-nama tersebut akhirnya tangani Barcelona, tapi beberapa sukses dengan tim lain.

Frank de Boer contohnya. Dia adalah salah satu dari banyak eks pemain Barcelona yang menjadi pelatih. Dia gabung Barcelona saat ditransfer dari Ajax pada 1999 lalu.

Selain De Boer, berikut adalah empat legenda Barcelona yang sukses menjadi pelatih berkelas Sportskeeda:

 

2 dari 5 halaman

1. Ronald Koeman

Pep Guardiola dan Ronald Koeman (AFP/Anthony Devlin)

Ronald Koeman adalah salah satu bek terbesar dalam sejarah sepak bola. Dia adalah anggota tak terpisahkan dari 'Tim Impian' Barcelona di bawah Johan Cruyff. Sebagai pemain, legenda Belanda meninggalkan warisan abadi.

Kecepatan, energi, dan soliditasnya di belakang adalah kualitas yang membuatnya berbeda dari rekan-rekannya. Selain itu, ia sering digambarkan sebagai bek dengan jiwa penyerang. Terbukti sepanjang kariernya ia mampu mengoleksi 253 gol dalam kariernya.

Beberapa tahun setelah pensiun, Ronald Koeman memulai karier kepelatihan resminya dengan Ajax, memenangkan Eredivisie di musim pertamanya bersama klub sebelum pindah ke Portugal. Di sana dia melatih Benfica dan mengangkat Piala Super Portugal.

Dia juga mengelola klub lain seperti PSV, Feyenoord, AZ Alkmaar, Valencia, Southampton, dan Everton. Saat ini, Koeman adalah pelatih timnas Belanda.

3 dari 5 halaman

2. Luis Enrique

2. Luis Enrique - Treble winner Barcelona di musim 2014/2015 adalah salah satu bukti prestasi pelatih berusia 47 tahun ini. Meski saat ini menganggur tak dipungkiri, banyak klub yang antre untuk menggunakan jasanya. (AFP/Josep Lago)

Luis Enrique adalah salah satu dari sedikit pemain Barca yang membuat dampak sebagai pemain maupun sebagai pelatih. Setelah pensiun 2004, sosok asal Spanyol itu kembali menjadi pelatih dan membuat sejarah yakni meraih treble winner tahun 2015.

Sangat konsisten dan serba bisa, Luis Enrique kala bermain ditempatkan di beberapa posisi. Dia bisa bermain sebagai penyerang, gelandang, atau pemain sayap. Dia mewakili Blaugrana antara 1996 dan 2004.

Sayangnya, ia pensiun pada usia 34 tahun akibat penurunan performa dan cedera. Di hari-harinya sebagai pemain Barca, Luis Enrique adalah pemain yang sangat kuat, dan pekerja keras. Stamina, bakat, dan keterampilan teknisnya luar biasa.

Dia mengakhiri karier bersama Barca dengan 73 gol liga untuk tim Catalan. Dia kembali ke sepak bola sebagai pelatih tahun 2008, dengan menangani tim Barca B sebelum berangkat ke Roma pada 2011. Dia juga melatih Celta de Vigo sebelum pindah ke Barcelona selama karier kepelatihannya

Banyak kesuksesan diikuti setelah dia menangani Barca. Dia melanjutkan untuk memenangkan total 9 piala di klub dan dianggap sebagai salah satu manajer paling sukses di era modern.

4 dari 5 halaman

3. Pep Guardiola

Pep Guardiola tak menjamin bisa bertahan lama berkarier di Manchester City. (AFP/Oli Scarff)

Pep boleh dibilang manajer paling sukses dalam sejarah Barca. Semasa bermain, dia adalah bagian dari tim impian Johan Cruyff yang menaklukkan dunia tahun 90-an.

Sebagai pemain, ia adalah tulang punggung lini tengah Barca. Kreativitasnya sangat instrumental. Pep membantu tim untuk Piala Eropa pertama Barca dalam sejarah, serta gelar lainnya termasuk La Liga, Supercopa de Espana, Copa Del Rey dan sebagainya.

Sorotan karier kepelatihannya datang pada 2008, ketika dia mengambil alih pelatih kepala Barca dan menjadi manajer pertama serta satu-satunya yang memenangkan 6 trofi dalam satu musim. Dia memenangkan beberapa trofi dengan sistem tiki-taka ala Johan Cruyff sebelum berangkat ke Bayern Muenchen.

Di Bayern, ia mereproduksi keunggulannya itu memenangkan gelar Bundesliga beruntun, DFB Pokal, serta gelar lainnya. Pencariannya untuk tantangan lain membawa dia keluar dari Jerman dan direkrut oleh Manchester City.

5 dari 5 halaman

1. Johan Cruyff

Di Camp Nou Valverde bermain dengan Gary Lineker, Ronald Koeman, dan Michael Laudrup saat Pep Guardiola masih menghuni tim junior. (OLAF KRAAK / ANP / AFP)

Johan Cryuff adalah nama yang akan selalu diingat di Barcelona. Legenda Belanda itu mendapatkan beberapa penghargaan individu termasuk IFFHS Player of the Century Eropa dan 3 penghargaan Ballon d'Or.

Cruyff mewakili Barcelona antara 1973 dan 1978 serta membantu tim meraih gelar La Liga pertama dalam 14 tahun. Dia juga membantu Barca raih Copa Del Rey dan trofi lainnya.

Setelah pensiun, Cruyff meniru mentornya Rinus Michels dengan mengelola tim Ajax muda untuk memenangkan Piala Winners Eropa pada tahun 1987. Ia kembali untuk mengelola 'Dream Team' Barcelona pada 1988 untuk meraih kejayaan dengan tiki- sistem taka.

Dia membantu Barca meraih trofi Liga Champions pertama dalam sejarah, serta empat trofi La Liga berturut-turut selama karier kepelatihan yang luar biasa. Tim impiannya menghasilkan pemain sepak bola terbesar dalam sejarah.

(Eka Setiawan)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya