Pembangunan Jaringan Gas Rumah Tangga Jauh dari Target

Dalam rencana, ditargetkan 1,9 juta sambungan gas rumah rumah tangga terbangun sampai 2019.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 23 Mar 2018, 18:44 WIB
Pekerja merawat jaringan pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di Jakarta, Rabu (21/9/2016). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Target pemerintah dalam membangun jaringan gas rumah tangga sebanyak 1,9 juta Sambungan Rumah tangga (SR) sampai 2019 sepertinya tak akan terealisasi. Pasalnya, saat ini pembangunan infrstruktur tersebut masih jauh dari target.

Pelaksana tugas Direktur ‎Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ego Syahrial mengatakan, pembangunan jaringan gas telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019. 

Dalam rencana tersebut, ditargetkan 1,9 juta sambungan rumah tangga terbangun sampai 2019.

"Ini jadi perhatian Presiden dan jadi Proyek Strategis Nasional,"‎ kata Ego, di Kantor Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas), Jakarta, Jumat (23/3/2018).

Menurut Ego, jika pembangunan dilakukan secara konsisten dan tidak ada hambatan, sampai 2019 pembangunan jaringan gas baru mencapai 500 ribu SR. Dengan begitu, target 1,9 juta SR pada 2019 tidak akan tercapai.

Perhitungan tersebut berdasarkan realisasi pembangunan jaringan gas sejak 2009 sampai dengan 2017 dengan jumlah sambungan sebesar 228.515 SR di 15 Provinsi meliputi 32 Kabupaten Kota.

"Kalau konsisten enggak ada hambatan bisa 50 persen saja tercapai 2019. Artinya sekarang ini 350 ribu sambungan sampai 2018, nanti kami rencanakan 200 ribu sambungan jadi dapat 500 ribu sambungan," tuturnya.

 

2 dari 2 halaman

Masalah Anggaran

Pekerja merawat jaringan pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di Jakarta, Rabu (21/9/2016). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Menurut Ego, alokasi anggaran untuk pembangunan jaringan gas rumah tangga saat ini masih kecil. Dari total pagu anggaran Kementerian ESDM pada 2018‎ sebesar Rp 6,5 triliun, anggaran yang alokasi untuk pembangunan jaringan gas rumah tangga tidak sampai Rp 900 miliar.

"Kementerian ESDM mendapat alokasi anggaran nggak banyak tahun ini Rp 6,5 triliun, coba bandingkan dengan setoran PNBP dari ESDM Rp 140 triliun, ke dua terbesar setelah pajak," ungkap Ego.

Meski tidak mencapai target, Ego yakin keberadaan jaringan gas rumah tangga akan mendorong masyarakat beralih menggunakan gas bumi, yang sebelumnya menggunakan Liqufied Petroleum Gas (LPG).

"Itu sudah cukup menginisiasi kesadaran masyarakat biar berubah dari LPG ke jargas," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya