Pak Harto Sering Melakukan Perjalanan "Incognito"

Sejak dimulainya pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita), pada bulan Maret 1970, Presiden Soeharto melakukan sebuah terobosan. Yaitu, melakukan incognito, atau perjalanan diam-diam tanpa sambutan resmi kepada seorang presiden.

oleh Liputan6 diperbarui 08 Jun 2011, 14:48 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Sejak dimulainya pelaksanaan Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita), pada bulan Maret 1970, Presiden Soeharto melakukan sebuah terobosan. Yaitu, melakukan incognito, atau perjalanan diam-diam tanpa sambutan resmi kepada seorang presiden.

Mantan Presiden Soeharto kerap melakukan perjalanan ke sejumlah kampung-kampung di sejumlah wilayah di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur hingga ke Pulau Bali. Perjalanan itu dilakukannya , untuk memastikan apakah program yang ia canangkan sudah sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat.

"Kami tidak pernah makan di restoran, menginap di rumah kepala desa atau rumah-rumah penduduk. Untuk urusan logistik, selain membawa beras dari Jakarta, Ibu Tien membekali sambal teri kering dan tempe," kata Try Sutrisno, mantan Wapres dan ajudan Pak Harto, saat bercerita dalam mengenang 90 tahun HM Soeharto, hari ini, Rabu (8/6) di TMII, Jakarta.

Ketika itu, lanjut Try, dirinya dan Pak Harto begitu prihatin dengan kondisi masyarakat. Tetapi, menariknya, kata dia, Pak Harto sangat menikmati perjalanan keluar masuk desa itu. Masih kata Try, incognito yang dilakukan Soeharto, tak hanya sekali saja. Hampir setiap tahun, hal itu ia lakukan. "Bisa berhari-hari perjalanan itu. Tanpa protokoler pula," katanya.
Dalam buku Soeharto yang berjudul The Untold Stories, konon perjalanan incognito itu kerap ia lakukan sepanjang kepemimpinannya sebagai Presiden RI. Kendati usia Pak Harto ketika itu sudah tak muda lagi. (ARI)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya