Pendiri Lion Air: Daripada Ribut soal Klaim Batik, RI-Malaysia Lebih Baik Kerja Sama

Jumlah turis yang berkunjung ke Malaysia sudah mencapai sekitar 20 juta orang. Sementara yang melancong ke Indonesia baru separuhnya, sekitar 10 juta kunjungan turis.

oleh Fiki Ariyanti diperbarui 16 Mar 2018, 09:47 WIB
Rusdi Kirana saat dilantik sebagai Duta Besar RI untuk Malaysia di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/5). Para duta besar ini dilantik berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 57 P Tahun 2017 tentang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pendiri Lion Air sekaligus Duta Besar Indonesia untuk Malaysia, Rusdi Kirana menyarankan agar Indonesia dan Malaysia dapat meningkatkan kerja sama di sektor pariwisata maupun perdagangan. Tujuan utamanya menggarap pasar ketiga, yakni China, dalam menarik wisatawan mancanegara (wisman).

Pernyataan ini disampaikan Rusdi saat menghadiri pembukaan rute internasional baru dari Bandara Internasional Supadio Pontianak, Kalimantan Barat menuju Bandara Internasional Miri, Sarawak, Malaysia. Seremoni acara berlangsung di Bandara Miri, pada 15 Maret 2018.

Rusdi mengatakan, saat ini jumlah turis yang berkunjung ke Malaysia sudah mencapai sekitar 20 juta orang. Sementara yang melancong ke Indonesia baru separuhnya, sekitar 10 juta kunjungan turis.

"Kita mau sama-sama join promosi gelaran tari dan budaya antar dua negara ini. Jadi tidak perlu meributkan lagi atau klaim mengenai budaya siapa, batas siapa, batik siapa. Tapi kita sebagai negara serumpun mau sama-sama menarik wisatawan dari negara ketiga," terangnya saat berbincang dengan wartawan di Miri, Sarawak, seperti ditulis Jumat (16/3/2018).

Menurut Rusdi, Indonesia jangan hanya menganggap Malaysia sebagai pasar potensial, begitupun sebaliknya kepada Negeri Jiran. Namun, kedua negara harus berkolaborasi menggarap pasar ketiga, di antaranya China.

"Indonesia tidak hanya menganggap Malaysia sebagai pasar, dan sebaliknya, tapi dua negara ini berkolaborasi menuju pasar ketiga baik turis maupun perdagangannya. Contohnya China yang sedang berkembang turisnya (kunjungan warga negaranya untuk wisata)," jelas Orang Terkaya versi Forbes untuk periode 2017 itu.

 

2 dari 2 halaman

Pemasukan Devisa

Ilustrasi devisa negara.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lebih jauh Rusdi menambahkan, kunjungan turis bagi suatu negara sangat penting untuk menambah pemasukan devisa. Apabila sektor pariwisata bergeliat, lanjut Rusdi, imbas positifnya akan ikut mendorong kemajuan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang bergantung di sektor ini.

Mantan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) ini mengatakan, ekspor tidak melulu soal barang, tapi bisa lewat turis. Rencananya, Kedutaan Besar RI di Malaysia akan menggelar pameran perdana dari ratusan UKM pada pekan depan.

Setelah di bulan ini, Rusdi bilang, akan dilanjutkan seterusnya dengan frekuensi sebulan sekali. Pameran UKM tersebut, sambungnya, tidak hanya diperuntukkan bagi warga Malaysia, tetapi ingin menarik kunjungan wisatawan dari negara lain.

"Kesimpulannya apa, Indonesia dan Malaysia kalau kerja sama tanpa berpikir kita kompetisi, tanpa merasa Indonesia lebih tinggi dari Malaysia atau sebaliknya, maka kita bisa harmonis, hubungan lebih baik lagi, dan keduanya mendapat manfaat besar," pungkas Rusdi.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya