Investor Ambil Sikap Defensif, Rupiah Kembali Melemah

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.738 per dolar AS hingga 13.758 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 15 Mar 2018, 13:20 WIB
Pekerja bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Pagi ini, Rupiah dibuka di Rp 13.509 per USD atau menguat tipis dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 13.515 per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak melemah tipis pada perdagangan Kamis ini. Sebenarnya dolar AS mengalami tekanan di kawasan Asia.

Mengutip Bloomberg, Kamis (15/3/2018), rupiah dibuka di angka 13.741 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.734 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.738 per dolar AS hingga 13.758 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 1,42 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.748 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.739 per dolar AS.

Sebenarnya dolar AS melemah di kawasan Asia terutama terhadap yen Jepang. pelemahan dolar AS ini karena kekhawatiran akan meningkatnya ketegangan global.

Pelaku pasar prihatin dengan peningkatan proteksionisme di bawah pemerintah Presiden AS Donald Trump.

"Ketakutan akan perang dagang antara AS dengan China membuat investor mengambil sikap defensif," jelas analis Oanda Singapura, Stephen Innes.

 

2 dari 2 halaman

Perdagangan Rabu

Pekerja bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Pagi ini, Rupiah dibuka di Rp 13.509 per USD atau menguat tipis dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 13.515 per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Research Analyst FXTM Lukman Otunuga menambahkan, pada perdagangan kemarin rupiah terus menguat terhadap dolar AS setelah data inflasi AS gagal memberi kejutan positif.

Inflasi AS sesuai dengan ekspektasi pasar yaitu 0,2 persen di bulan Februari dan mendukung pandangan bahwa Bank Sentral AS atau the Fed akan meningkatkan suku bunga AS secara bertahap tahun ini.

"Rupiah ditengarai sedikit diuntungkan oleh pemecatan Rex Tillerson yang memicu ketidakpastian politik di Washington dan memperlemah dolar AS," tutur dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya