7-3-1950: Uni Soviet Bantah Rekrut Ilmuwan Nuklir AS Sebagai Mata-Mata

Pada 7 Maret 1950, Uni Soviet mengeluarkan pernyataan singkat yang menyebut bahwa Klaus Emil Julius Fuchs, tak terlibat dalam aktivitas mata-mata yang menguntungkan Rusia.

oleh Citra Dewi diperbarui 07 Mar 2018, 06:00 WIB
Klaus Emil Julius Fuchs, ilmuwan nuklir papan atas yang berperan sebagai mata-mata Uni Soviet. (Public Domain)

Liputan6.com, Moskow - Pada 7 Maret 1950, Uni Soviet mengeluarkan pernyataan singkat yang menyebut bahwa Klaus Emil Julius Fuchs, tak terlibat dalam aktivitas mata-mata yang menguntungkan Rusia.

Pernyataan itu dikeluarkan hanya satu minggu setelah ilmuwan nuklir papan atas tersebut, dihukum 14 tahun penjara atas dakwaan memberikan informasi bom atom ke Rusia. Demikian Today in History, Rabu (7/3/2018).

Meski Rusia telah menyangkalnya, penangkapan Fuchs menguak jaringan individu di Amerika Serikat dan Inggris yang diduga terlibat dalam kegiatan mata-mata Uni Soviet selama Perang Dunia II.

Dilansir History, Fuchs bekerja dalam pengembangan bom atom dalam Perang Dunia II, baik di Inggris dan menjadi bagian dalam Manhattan Project di Amerika Serikat.

Setelah ditahan, Fuchs melibatkan seorang warga Amerika Serikat, Harry Gold, yang bertugas sebagai kurir antara dirinya dengan agen Uni Soviet.

Gold lalu menunjuk David Greenglass, yang turut mengerjakan Manhattan Project. Greenglass kemudian menginformasikan tentang adik perempuan dan suaminya, Julius dan Ethel Rosenberg.

Gold dan Greenglass dijatuhi hukuman penjara karena peran mereka. Sementara itu Keluarga Rosenberg dijatuhi hukuman mati. Mereka dieksekusi pada 1953.

Uni Soviet secara konsisten membantah telah terlibat dalam jaringan mata-mata itu.

Dalam pernyataan yang dirilis pada 7 Maret 1950, Rusia mengatakan bahwa pengakuan Fuchs yang menyebut bahwa ia bekerja untuk Uni Soviet adalah rekayasa kotor. Soviet menyebut bahwa tidak ada agen yang memiliki keterkaitan dengan Fuchs.

Fuchs dibebaskan dari penjara pada 1959. Ia menghabiskan sisa hidupnya di Jerman Timur bersama dengan ayahnya.

 

2 dari 2 halaman

Lari dari Nazi

Fuchs yang merupakan kelahiran Jerman, melarikan diri dari negara asalnya untuk menghindari kekejaman Nazi pada 1933. Ia pun datang di tanah Ingris dan dianggap sebagai salah satu ilmuwan nuklir papan atas.

Namun di balik itu, ia disebut telah berkomiten untuk membocorkan sejumlah rahasia kepada Uni Soviet selama sepuluh tahun.

Jaksa Agung Sir Hartley Shawcross KC yang membuka kasus untuk penuntutan, mengatakan bahwa Fuchs tak diragukan lagi telah menyampaikan informasi kepada Uni Soviet lebih dari empat kali, meski dirinya diadili karena empat pelanggaran tertentu.

Menurut Shawcross, motivasi Fuchs adalah pengabdian teguh untuk komunisme.

Fuchs yang sebelum penangkapan dipekerjakan sebagai pejabat senior atau ilmuwan utama di Harwell Atomic Research Establishment, tiba di Inggris dari Jerman, melalui Prancis pada 1933.

Ketika Prancis diserang Jerman pada 1940, Fuchs diasingkan dan dideportasi ke Kanada. Ia dibebaskan pada 1942 dan dicari oleh Birmingham University untuk melakukan penelitian di bidang atom.

Menurut pengadilan, pada saat itu dirinya mulai berhubungan dengan Uni Soviet dan rutin memberikan informasi yang berkaitan dengan energi atom.

Antara tahun 1944 hingga 1946, Fuchs bekerja di American Atomic Research, Los Alamos, New Mexico, di mana ia terlibat dalam pembuatan bom atom pertama.

Pada tanggal yang sama tahun 2006, teroris Lashkar-e-Taiba melancarkan serangkaian pengeboman di Varanasi, India. Sebanyak 28 orang tewas dan 101 lainnya luka-luka.

Sementara pada 7 Maret 1988, Topan Bola melanda Selandia Baru pada tahun 1988. Meskipun hujan deras menyebabkan banjir yang signifikan dan tanah longsor, hanya tiga kematian tercatat akibat badai kuat itu.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya