Didemo FPI, Petugas Keamanan Kantor Facebook Indonesia Berpeci

FPI mendemo kantor Facebook Indonesia di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 12 Jan 2018, 15:29 WIB
FPI demo kantor Facebook Indonesia. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Liputan6.com, Jakarta - Kantor Facebook Indonesia didemo puluhan anggota Front Pembela Islam (FPI) dan sejumlah ormas gabungan lainnya. Facebook didemo lantaran memblokir akun media sosial mereka dengan alasan yang dinilai diskriminatif. Untuk menghadapi aksi ini, para petugas keamanan gedung tempat Facebook berkantor pun tampil berbeda.

Pantauan Liputan6.com, Jumat (12/1/2018), para pengunjuk rasa yang menamakan kegiatannya sebagai aksi damai 121 tiba di kantor Facebook, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, sekitar pukul 14.40 WIB.

Mereka langsung berorasi menyatakan bahwa Facebook menzalimi Islam. Hal itu lantaran hanya akun milik umat Islam saja yang diblokir. Terlebih, banyak isi konten yang bermanfaat untuk dakwah.

Sementara itu, puluhan petugas keamanan gedung bersiaga di pagar pintu masuk, berhadapan dengan mobil komando FPI. Mereka semua mengenakan peci putih dan seragam biru tua.

Peserta aksi sekaligus orator, Eggi Sudjana, menyampaikan, ajaran Islam yang diajarkan di media sosial mestinya diupayakan menjadi berita yang dapat dibaca banyak orang.

"Tapi mengapa Facebook tidak membuat dakwah yang kita lakukan banyak tersebar. Ini bukan hanya mengkhianati proses dakwah, tapi juga Undang-Undang tentang Kebebasan Berpendapat," tukas Eggi.

 

2 dari 2 halaman

Hapus Hatespeech

Massa FPI berunjuk rasa di depan kantor Facebook Indonesia. (Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Koordinator Aksi Damai 121, Ali Alathos, menyampaikan, aksi ini dilakukan sebagai penolakan kezaliman yang dilakukan Facebook.

"Pas diblokir, dibilangnya konten mengandung aktivitas kriminal," ujar Ali.

Untuk itu, pihaknya tidak dapat menerima alasan yang dinilai jauh dari keadilan. Terlebih, menurutnya, banyak akun yang menghina Islam, tokoh Islam, dan mengandung konten maksiat malah dibiarkan tetap aktif.

"Kalau misalkan pengen enggak ada hatespeech, ya hatespeech yang lain juga dihapus dong. Buktinya sampai sekarang Ade Armando masih," kata Ali.

Saksikan video pilihan berikut:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya