Mimika Masih Rawan Penembakan, Satgas Gabungan Diperpanjang?

Terjadi 24 kasus penembakan oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di sekitar Kota Tembagapura, Papua, selama 2017.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jan 2018, 06:53 WIB
Operasi penyelamatan warga yang disandera kelompok bersenjata. (istimewa)

Liputan6.com, Timika - Terjadi 24 kasus penembakan oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di sekitar Kota Tembagapura, Papua, selama 2017. Kasus-kasus itu mengakibatkan dua anggota Brimob Polri gugur dan belasan sipil terluka.

Sepanjang 2018 ini, teror penembakan terjadi pada 1 Januari lalu yang menghujani kendaraan patroli di jalan tambang PT Freeport, tepatnya di sekitar Mil 61, Distrik Tembagapura.

Oleh karena itu, Kapolda Papua Irjen Polisi Boy Rafli Amar mengatakan ada kemungkinan tugas satuan gabungan Polri-TNI diperpanjang karena wilayah Kabupaten Mimika masih rawan penembakan.

"Sangat besar kemungkinan operasi itu diperpanjang mengingat permasalahan lapangan yang dihadapi belum selesai. Semua didasarkan pada kebutuhan dalam konteks pengelolaan situasi yang ada," kata Ijen Boy Rafli di Timika, Rabu 10 Januari 2018 seperti dilansir Antara.

Satgas Operasi Terpadu Penanggulangan KKSB Papua ini dibentuk semenjak terjadinya serangkaian teror penembakan hingga pendudukan sejumlah kampung di sekitar Kota Tembagapura oleh KKSB pada pertengahan Oktober 2017.

 

2 dari 2 halaman

Belum Tertangkap

Lima kios yang diduga dibakar KKB Tembagapura

Sementara itu, Kapolres Mimika AKBP Victor Dean Mackbon belum lama ini mengatakan para penembak tersebut belum satu pun tertangkap.

Hal itu terjadi karena aparat kesulitan dalam melakukan pengejaran pentolan KKSB. Ini mengingat kondisi geografis wilayah yang sulit.

Beberapa waktu lalu, Polda Papua telah mengumumkan identitas 21 orang pentolan KKSB yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) karena terlibat serangkaian aksi teror penembakan di Mimika.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya