Benghazi Jadi Pusat Pemerintahan Sementara

Untuk mencegah pengunjuk rasa menguasai ibukota, Muammar Khadhafi meningkatkan pertahanan di Tripoli

oleh Liputan6 diperbarui 27 Feb 2011, 20:32 WIB
Liputan6.com, Tripoli: Pengunjuk rasa antipemerintah yang telah menguasai beberapa wilayah di Libya, menyebabkan keadaan semakin tidak terkendali. Para pengunjuk rasa telah mengambil alih kota-kota besar di bagian timur laut Libya. Mereka sekarang mendekati Tripoli untuk merebut ibukota. Untuk mencegah pengunjuk rasa melakukan hal yang sama, akhirnya Pemimpin Libya Muammar Khadafi meningkatkan pertahanan di ibukota Libya, Tripoli, Ahad (27/2).

Pemerintah disebut-sebut telah membagikan senjata kepada warga sipil yang mendukung Khadafi. Kondisi ini merupakan bagian dari propaganda yang dilakukan guna mendukung Khadafi yang telah berkuasa di Libya selama lebih dari 40 tahun itu. Selanjutnya, Muammar Khadafi menyerukan kepada para pendukungnya untuk mempersenjatai diri dalam pertempuran hidup dan mati dengan pengunjuk rasa.

Seorang warga yang tidak ingin disebut identitasnya mengungkapkan, bahwa ia telah diberi senjata dan lencana dari pemerintah untuk mendukung Khadafi.   Libya kini ibarat ajang peperangan, pemerintah tengah mempersiapkan pertempuran terakhir dengan pengunjuk rasa. Laporan media setempat mengatakan pos pemeriksaan di Tripoli penuh dengan tank, kendaraan lapis baja, dan dikelilingi para penembak jitu.

Sementara itu, mantan Menteri Keadilan Mustafa Abdel-Jalil mengatakan kepada media setempat, bahwa ia akan membentuk pemerintahan sementara di kota terbesar kedua, Benghazi. Ia mengundurkan diri dari kabinet pimpinan Khadafi sebagai bagian dari aksi protesnya. (NHK/Vin)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya