Jangan Ragu, Menyanyi Lantang Saat Natal Juga Ada Manfaatnya

Ya, baru-baru ini para peneliti melakukan riset terhadap manfaat fisiologis dan psikologis menyanyi, seperti dalam Misa Natal

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 25 Des 2017, 07:00 WIB
Paduan suara anak-anak Korea Utara nyanyikan lagu Tanah Airku sambut Dubes RI. (Anggi Izni/Youtube)

Liputan6.com, Jakarta Ho...ho...ho...! Selamat Natal bagi Sahabat Liputan6.com yang merayakannya.

Siap untuk Misa Natal pagi ini? Bila ya, pastikan Anda ikut bernyanyi lantang ketika menyanyikan lagu pujian di gereja.

Ya, baru-baru ini para peneliti melakukan riset terhadap manfaat fisiologis dan psikologis menyanyi. Hasilnya cukup menjanjikan.

Studi yang dilakukan pada November 2017 ini menggunakan data berupa laporan pribadi dari 1779 anggota paduan suara di seluruh dunia. Dalam laporan itu, mereka mengakui bahwa menyanyi dalam paduan suara bisa meningkatkan kesehatan.

Para partisipan mengklaim dalam studi yang dimuat dalam jurnal Perspectives in Public Health itu, bernyanyi dalam paduan suara membantu mereka bersosialisasi, menstimulasi kecerdasan, kesehatan mental, serta kebahagiaan. 

 

Saksikan juga video berikut ini: 

 

2 dari 2 halaman

Meredakan gejala asma

Kenali 5 Gejala Asma pada Anak

Itu bukan satu-satunya studi yang memperlihatkan manfaat bernyanyi. Studi-studi lain yang serupa juga melaporkan, menyanyi bisa memperbaiki mood dan menciptakan rasa identitas grup. Demikian tuali Stephen Clift pada Music, Health, and Wellbeing.

Melansir laman Good Housekeeping, Senin (25/12/2017) beberapa peneliti berteori bahwa perasaan memiliki itu bermula dari aliran hormon endorfin dan oksitosin yang dikeluarkan dari menyanyi.

Kedua hormon itu menciptakan rasa senang dan menghalau stres, tulis laman TIME. Selain itu juga ada sedikit data yang menyatakan, bernyanyi berkelompok bisa membantu memerangi depresi dan kecemasan. Selain itu juga menyediakan jeda bagi individu yang mengalami demensia atau Parkinson.

Bahkan bernyanyi juga bisa meningkatkan kesehatan saluran pernapasan. Pada riset tahun 2014, peneliti mempelajari bahwa menyanyi bsia menjadi terapi terhadap gejala asma. Meski begitu para peneliti mereasa penelitian lebih lanjut.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya