Reformasi Pajak AS Tekan Rupiah

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.546 per dolar AS hingga 13.565 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 22 Des 2017, 14:23 WIB
Petugas menunjukkan mata uang dolar dan mata uang rupiah di penukaran uang di Jakarta, Rabu (9/11). Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada saat jeda siang ini kian terpuruk di zona merah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah tipis pada perdagangan Jumat ini. Likuditas cukup menipis karena mendekati libur panjang Natal. 

Mengutip Bloomberg, Jumat (22/12/2017), rupiah dibuka di angka 13.559 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.555 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.546 per dolar AS hingga 13.565 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 0,59 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.558 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 13.454 per dolar AS.

Dolar AS memang menguat pada perdagangan Jumat ini di Asia. Pendorong penguatan dolar AS adalah persetujuan Kongres AS atas rancangan aturan reformasi perpajakan.

Dalam rancangannya, tingkat pajak perusahaan akan turun dari 35 persen menjadi 21 persen. RUU pajak ini akan pengaruhi ekonomi AS dan masyarakat.

Selain itu, likuditas dolar AS juga menipis karena mendekati libur panjang. "Perdagangan di Jepang sudah berhenti untuk saat ini. Orang-orang menyiapkan liburan Natal," jelas analis Sony Financial Holdings di Tokyo, Kumiko Ishikawa.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kalah dari 2 Mata Uang

Teller menunjukan mata uang dolar AS di penukaran mata uang, Jakarta, Kamis (13/4). Nilai tukar rupiah terpantau menguat 0,09% atau 12 poin ke Rp13.263 per dolar AS di pasar spot. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai tukar rupiah terhadap dua mata uang, yakni dolar Amerika Serikat (AS) dan Dolar Australia terdepresiasi pada minggu ke-2 Desember 2017. Sementara terhadap Yen dan Euro, kurs mata uang Garuda justru menguat.

Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengatakan telah melakukan survei di money changer di seluruh wilayah Indonesia. "Hasilnya, terjadi pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar AS dan dolar Australia di minggu ke II-2017 terhadap minggu ke-V November ini," ujar Kecuk di kantornya, Jakarta, Jumat (15/12/2017).

Pada periode Desember minggu ke II dibanding November pekan ke-V, kurs rupiah terhadap dolar AS jeblok 59,98 poin atau 0,44 persen menjadi Rp 13.550,29 dari level Rp 13.490,31 per dolar AS.

Sementara dengan dolar Australia, laju rupiah melemah 0,00 persen atau 0,23 poin dari Rp 10.249,89 menjadi Rp 10.250,12 per dolar Australia.

Sebaliknya, kurs rupiah menguat terhadap Yen Jepang di minggu II-2017 sebesar 0,81 persen atau 0,97 poin menjadi Rp 119,45 per Yen dari minggu ke-V November yang sebesar Rp 120,42 per Yen.

Mata uang rupiah juga menguat terhadap Euro sebesar 0,16 persen atau 26,20 poin ke level Rp 15.924,52 dari sebelumnya Rp 15.950,72 per Euro di minggu ke-V November lalu.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya