Ahli: Semua Orang Pasti Kena Katarak, Cepat atau Lambat

Semua orang pasti terkena katarak, cepat atau lambat. Penyebab utama salah satunya usia,

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Des 2017, 18:00 WIB
Fakoemulsifikasi yaitu teknik operasi mata katarak terbaru

Liputan6.com, Jakarta Seiring bertambahnya usia seseorang maka semakin berisiko mengalami katarak, satu gangguan mata yang oleh para ahli kemunculannya disebut seperti uban.

"Katarak sepasti uban Anda. Semua orang pasti terkena, cepat atau lambat. Penyebab utama salah satunya usia," ujar spesialis mata dari JEC @Cinere, Dr. Zeiras Eka Djamal, SpM di Depok, Kamis.

Katarak terjadi bila lensa mata berubah menjadi keruh. Sejumlah gejala yang bisa menjadi pertanda katarak yakni penglihatan menurun, lebih merasa silau terhadap cahaya dan ukuran kacamata yang kerapkali berubah.

"Selain usia, penyakit diabetes, obat-obatan steroid juga bisa menjadi penyebabnya," kata Zeiras.

Walau memang banyak diderita mereka yang berusia lanjut, tak berarti anak-anak terbebas dari gangguan mata ini. Infeksi selama kehamilan bisa menjadi penyebab katarak.

"Pada anak biasanya penyebabnya infeksi virus Rubella. Pada anak-anak perkembangan saraf membutuhkan stimulasi. Kalau ada katarak, saraf tidak akan berkembang," kata Zeiras. 

 

Saksikan juga video berikut ini: 

 

 

2 dari 2 halaman

Cara tunda munculnya katarak

Pasien menjalani operasi mata katarak gratis dalam bakti sosial di Kanwil DJP Wajib Pajak Besar, Jakarta, Sabtu (28/10). Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka memperingati Hari Oeang ke-71 yang jatuh setiap 30 Oktober. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sejumlah upaya seperti pemeriksaan mata berkala, mengonsumsi makanan sehat dan seimbang dan berolahraga rutin menjadi anjuran ahli kesehatan demi bisa membantu memperlambat munculnya katarak.

Namun, bila sudah terlanjur muncul, Zeiras menyarankan penderita menjalani operasi untuk membantu memulihkan penglihatannya.

"Operasi peluangnya 98-99 persen, dengan teknologi sekarang. Kalau derajat kataraknya berat dokter menyarankan pasien menjalani operasi," kata Zeiras.

(Lia Wanadriani Santosa/AntaraNews)

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya