Beri Penghargaan 15 Kota Cerdas, Ini Pesan JK

JK menuturkan, masih banyak masalah di kota yang sebenarnya masalah sederhana yaitu banjir dan sampah.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 11 Des 2017, 15:02 WIB
Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla memberi sambutan usai menyaksikan penandatanganan kesepakatan antara PMI dan BPOM di Jakarta, Senin (20/11). Kepala BPOM juga menyerahkan sertifikat cara pembuatan obat yang baik kepada PMI. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK memberikan penghargaan kepada 15 kota terbaik yang masuk dalam kategori utama Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) 2017.

15 Kota yang meraih RKCI adalah Surabaya, Bandung, Semarang, Bekasi, Tangerang Selatan, Denpasar, Binjai, Manado, Yogyakarta, Kediri, Magelang, Sawahlunto, Bontang, Tual, dan Bukittinggi.

"Tentu saya ingin berterima kasih kepada ITB dan seluruh tim atas upaya memberikan penghargaan dan penilaian hari ini. Kalau kemajuan Indonesia atau kota-kota di Indonesia mau diukur dengan piala, saya pikir kota kita akan hebat benar di dunia ini," ucap JK di Istana Wapres, Jakarta, Senin (11/12/2017).

Jusuf Kalla mengatakan, setiap mengunjungi kota kota atau kantor wali kota, kantor gubernur, selalu penuh dengan piala. Dia pun berharap, banyaknya piala sejalan dengan kemajuan kota.

Namun, dia menuturkan, masih banyak masalah di kota yang sebenarnya masalah sederhana yaitu banjir dan sampah.

"Tiap hari kita mendapat informasi atau keadaan banjir, sampah, sulitnya sanitasi, sehingga tentu kita harapkan bahwa penghargaan ini akan sejalan dengan kemajuan kota di Indonesia tersebut. Apa yang disampaikan tadi tentang Rating Kota Cerdas nanti, akan kita evaluasi lagi. Bagaimana mengupayakan kota itu penghargaannya tak sebanyak sekarang ini," pungkas JK.

 

2 dari 2 halaman

Pemetaan Agar Bertransformasi

Sementara itu, Ketua Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC), yang juga Guru besar Institut Teknologi Bandung (ITB) Suhono Harso Supangkat mengatakan, RKCI adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk melakukan pemetaan sehingga tiap kota mampu memahami kotanya sehingga bisa transformasi menuju Kota Cerdas.

Selain itu, dia menuturkan, pemetaan ini dilakukan dengan menilai kondisi kota berdasarkan elemen kualitas hidup, yaitu ekonomi, sosial, lingkungan dan elemen pemungkin seperti, tata kelola, infrastruktur dan teknologi, masyarakat.

"Pemetaan ini dilakukan melalui evaluasi mandiri oleh pemerintah kota dan kunjungan langsung ke pemerintah kota dan survei masyarakat di beberapa kota terpilih. Kegiatan pemetaan ini merupakan kegiatan 2 tahunan dan dimulai pertama kali pada tahun 2015," jelas Suhono.

Dia menuturkan, RKCI 2017 mengukur 93 kota kecuali kota administratif Jakarta di Indonesia, dengan klasifikasi kota besar, kota sedang, dan kota kecil. Pemetaan dilakukan dengan menilai proses pengelolaan kota dari sisi utilisasi sumber daya, manajemen, integrasi dan keberlanjutan, e-government, strategi dan rencana.

"Serta menilai kualitas hidup dari sisi pelayanan, indeks kualitas hidup dan indeks lainnya, persepsi masyarakat dan penilaian terhadap inovasi kota," tandas Suhono.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya