Soal Munas, Suara Golkar Tak Pernah Sesolid Sekarang?

Dedi Mulyadi mengatakan saat ini pemegang suara kedaulatan di Golkar sudah bulat termasuk Trikarya.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Des 2017, 08:44 WIB
Ketua DPD partai Golkar Dedi Mulyadi berpose untuk fotografer seusai menghadiri rapat internal pimpinan DPD Golkar Provinsi di Jakarta, Senin (20/11). Rapat digelar usai Ketua Umum Setya Novanto resmi menjadi tahanan KPK. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPD I Partai Golongan Karya (Golkar) Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengatakan suara partai Golkar sudah bulat dan kompak untuk melaksanakan musyawah nasional luar biasa (munaslub).

"Kalau DPD I di seluruh Indonesia berkumpul dan DPD II- nya, itu kedaulatan siapa, kedaulatan kita bersama unsur DPP yang menginginkan munas perubahan," kata Dedi di Purwakarta, Senin malam 4 Desember 2017.

Dia mengatakan saat ini pemegang suara kedaulatan di Golkar sudah bulat termasuk Trikarya. Ormas Trikarya yang dimaksud adalah Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia (SOKSI), Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong (Kosgoro) 1957 dan Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong (MKGR).

"Berarti seluruh pemegang suara kedaulatan partai Golkar sudah bulat. Maaf ya tidak ada momentum Golkar tidak ada sebulat ini. Jadi kalau ngomong Golkar sangat solid (kompak) , sekarang Golkarlah yang paling solid (kompak)," kata Dedi, seperti dikutip dari Antara.

Untuk itu, Dedi berharap elit Golkar yang di Jakarta memperjuangkan pelaksanaan munaslub dan merespons tuntutan DPD I.

"Elit di Jakarta harus berjuang merespon tuntutan DPD I itu. Kalau DPP tidak mau pleno untuk melakukan penetapan munaslub. Kita buat munas aja DPD I dan mengundang unsur DPP yang menginginkan perubahan di Golkar," tandas Dedi.

 

2 dari 2 halaman

Untuk Lengserkan Setya Novanto?

Pengamat komunikasi politik Hendri Satrio mengatakan, partai berlambang beringin ini harus meluruskan terlebih dahulu apa maksud dari pencarian pemimpin Golkar itu sendiri.

"Ini munaslub dilakukan hanya untuk ingin menggeser Setnov apa menyelamatkan Golkar? Mau meneruskan Munas Bali atau mengikuti restu Jokowi?" tanya Hendri.

Jika mengikuti Munas Bali, kata Hendri, maka suara terbanyak setelah Setya Novanto bisa dicalonkan kembali dalam munaslub, yaitu Ade Komarudin, yang memperoleh suara kedua sebanyak 173, atau Aziz Syamsudin sebanyak 48 suara. Airlangga Hartanto sendiri menduduki suara keempat sebanyak 14 suara.

Namun, jika mengikuti restu Jokowi, Airlangga Hartanto yang pantas menggantikan posisi ketua umum Partai Golkar yang akan segera kosong ini.

Ketika disinggung soal rekam jejak Airlangga Hartanto, politikus senior Golkar Happy Bone mengatakan bahwa Airlangga sesuai dengan cita-cita Golkar agar menjadi partai yang reformis.

"Kita ingin partai ini reformis. Maka jangan cari calon yang bermasalah dengan hukum. Selama di parlemen memimpin Komisi 7, tidak ada masalah hukum, Airlangga mampu memimpin dengan baik tidak ada masalah dengan anggota lain, komunikasinya juga baik," papar Bone di tempat sama.

Bone juga menambahkan, waktu menempuh pendidikan di UGM Airlangga adalah intelektual muda. Bone juga mengungkapkan investor mulai masuk ke Indonesia, sejak Airlangga menjadi Menteri Perindustrian RI.

Saksikan video di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya