Kemenko Polhukam: Warga Jabar Paling Banyak Mengadu soal Pungli

Asep mengaku senang lantaran peran aktif masyarakat yang mengadu soal Pungli sangat tinggi.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 25 Nov 2017, 06:00 WIB
Ilustrasi Pungutan liar

Liputan6.com, Jakarta - Satuan Tugas Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli) Kemenko Polhukam terus melakukan sosialisasi Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satgas Saber Pungli. 

Ketua Pokja Pencegahan Satgas Saber Pungli Kemenko Polhukam Asep Kurnia mengatakan sosialisasi diharapkan dapat membangun persepsi dan komitmen yang sama antara pusat dengan Unit Pemberantasan Pungli (UPP) di Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam rangka pemberantasan pungutan liar.

"Sosialisasi ini jadi bagian dari kegiatan pencegahan pungli pasca-dikeluarkannya Keputusan Menko Polhukam Nomor 78 tahun 2016 tentang Saber Pungli," ujar Asep dalam acara Sosialisasi Perpres Nomor 87 Tahun 2016 tentang Satgas Saber Pungli di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, 23 November 2017. 

Asep mengatakan, untuk kegiatan sosialisasi, dibagi menjadi dua bagian yaitu untuk pemberantasan pungli dan untuk para pelajar, mahasiswa serta masyarakat umum.

Asep mengatakan, saat ini Satgas Saber Pungli telah menerima pengaduan sebanyak 34.241.

Kemudian, Satgas juga melakukan operasi tangkap tangan sebanyak 1.317 orang dan telah menetapkan tersangka 2.668 orang. Untuk barang bukti yang telah dikumpulkan sebesar Rp 315 milyar.

"Daerah yang paling banyak diadukan pungli yaitu Jawa Barat, DKI, Sumatera Utara, Banten dan Lampung," kata Asep. 

2 dari 2 halaman

Senang Warga Aktif

Asep mengaku senang lantaran peran aktif masyarakat yang mengadu sangat tinggi. Salah satu daerah yang masyarakatnya banyak mengadukan persoalan pungutan liar yaitu Jawa Barat. 

"Jabar wilayahnya besar masyarakatnya aktif melaporkan ke Satgas Saber Pungli dan ini menjadi indikator masyarakat Jabar memiliki tingkat kepedulian yang tinggi terhadap pemberantasan pungli," Asep menandaskan. 

Saksikan vidio pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya