Otoritas Bursa Suspensi Saham Dwi Aneka Jaya

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) hentikan sementara perdagangan saham PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk lantaran ada keputusan pailit.

oleh Agustina Melani diperbarui 23 Nov 2017, 12:31 WIB
Pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan sementara perdagangan saham atau suspensi saham PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk (DAJK) pada Kamis (23/11/2017).

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), suspensi saham DAJK ini dilakukan merujuk pemberitaan atas putusan pailit PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 22 November 2017.

Oleh karena itu, BEI memutuskan suspensi efek PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk di seluruh pasar terhitung sejak sesi I perdagangan efek pada 23 November 2017 hingga pengumuman bursa lebih lanjut.

"Bursa meminta kepada pihak yang berkepentingan untuk selalu memperhatikan keterbukaan informasi yang disampaikan oleh PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk," ujar Kepala Divisi Penilaian Perusahaan BEI Goklas Tambunan.

Sebelumnya, PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk menjelaskan kepada BEI terkait gugatan pembatalan perjanjian perdamaian Komisi Pengawas Persaingan Usaha (PKPU)/homologasi oleh Bank Mandiri pada 29 September 2017.

Perseroan telah melakukan upaya terhadap kesepakatan perdamaian yang dibuat, antara lain melakukan pembayaran kepada beberapa kreditur konkruen (kreditur lain) , melaksanakan pelunasan kewajiban kepada Bank DKI dengan cara penjualan aset, dan melaksanakan pembayaran kewajiban bunga kepada BRI Syariah sesuai dengan kesepakatan perdamaian.

Terkait pelaksanaan kewajiban kepada Bank Mandiri, perseroan menyatakan sesuai kesepakatan perdamaian telah melakukan upaya untuk melaksanakan penjualan aset tanah di Subang.

"Kami telah melaksanakan kesepakatan harga dengan pihak pembeli melalui skema pembayaran mencicil selama satu tahun. Akan tetapi, pihak Bank Mandiri, setelah beberapa kali bertemu dengan kami, selalu menahan upaya kami tersebut," ujar Presiden Direktur PT Dwi Aneka Jaya Kemasindo Tbk Dimas Andri Erdian dalam keterbukaan informasi BEI.

Perseroan juga menyatakan sudah berupaya melakukan pendekatan terhadap beberapa investor dari Thailand, Indonesia dan Jepang. "Kami masih berusaha untuk menunggu proses due diligence," ujar dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

2 dari 2 halaman

IHSG Menguat di Awal Sesi

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali lanjutkan penguatan di tengah bursa saham global yang bervariasi. Bahkan, IHSG tembus rekor tertinggi baru pada pembukaan perdagangan saham.

Pada pra-pembukaan perdagangan saham, Kamis 23 November 2017, IHSG naik 11,63 poin ke posisi 6.081,41. Pada pembukaan pukul 09.00 WIB, IHSG naik 15 poin ke posisi 6.085. Indeks saham LQ45 naik 0,27 persen ke posisi 1.019. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau.

Ada sebanyak 109 saham menguat sehingga mengangkat IHSG. Sedangkan 33 saham melemah dan 100 saham diam di tempat. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.090,64 dan terendah 6.080,75.

Total frekuensi perdagangan saham sekitar 20.801 kali dengan volume perdagangan saham 690,5 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 345,9 miliar. Investor asing melakukan aksi jual Rp 12,08 miliar di pasar reguler. Tercatat, posisi dolar Amerika Serikat berada di kisaran Rp 13.498.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham menghijau kecuali sektor saham perdagangan turun 0,25 persen. Sektor saham infrastruktur naik 0,58 persen, dan catatkan penguatan tertinggi. Disusul sektor saham barang konsumsi mendaki 0,29 persen dan sektor saham tambang naik 0,28 persen.

Saham-saham yang catatkan keuntungan dan penggerak IHSG antara lain saham MGNA naik 19,01 persen ke posisi Rp 144 per saham, saham SMDR melonjak 5,45 persen ke posisi Rp 464 per saham, dan saham IMJS menguat 3,55 persen ke posisi Rp 292 per saham.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya