Menolak Mengungsi Walau Dihujani Abu Gunung Agung

Selasa, 22 November 2017 kemarin, Gunung Agung mengeluarkan tajinya.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 22 Nov 2017, 20:39 WIB
Gunung Agung di Kabupaten Karangasem, Bali, meletus mengeluarkan asap kelabu tebal setinggi 700 meter sejak Selasa (21/11/2017) pukul 17.05 Wita. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Liputan6.com, Karangasem - Bali kembali menjadi sorotan. Kali ini bukan karena tersohornya pariwisata yang dipertunjukkan, tetapi Gunung Agung yang ingin memperlihatkan keagungannya.

Selasa, 22 November 2017 kemarin, dia mengeluarkan tajinya. Tanpa disertai tanda-tanda adanya peningkatan kegempaan, melalui asap yang menebal, dia meletus.

Meski begitu, ada yang beranggapan hal ini biasa saja. Sebut saja Nyoman Sudiarti (42). Dia tinggal di Desa Nawa Kerti, Kecamatan Abang, Karangasem, Bali, atau sebelah barat Gunung Agung.

Dia menyadari bahaya apa yang terjadi Selasa kemarin. Dia menyebut kampungnya sempat dihujani hujan abu vulkanik Gunung Agung.

"Di atas daun ada. Seperti hitam dengan putih. (Rumahnya) enggak terlalu tebal (abunya)," ucap Sudiarti saat menunaikan ibadah di Pura Besakih, Karangasem, Rabu (22/11/2017).

Menurut dia, abu tersebut juga menutup jalan desanya. Saking tebalnya, abu yang turun mirip pasir.

Namun, dia menilai ini adalah hal biasa. Dia sudah pernah mengalaminya hal serupa. "Sudah biasa. Karena pernah mengalaminya dulu. Kalau dulu pasirnya jatuh, sekarang kan enggak," tutur Sudiarti.

Karena alasan seperti itulah, dia menolak mengungsi dari desanya. Sudiarti masih ingin beraktivitas seperti biasa. Sudiarti mengklaim desanya tidak terlalu kena, walaupun saat Gunung Agung meletus, suaranya terdengar kencang.

"Saya enggak pernah mengungsi. Biasa saja. Sembahyang di pura, terus pulang. Gitu aja. Desanya engak begitu kena, agak ke sana. Tapi kencang (ledakannya)," tutur Sudiarti.

 

2 dari 2 halaman

Mohon Perlindungan

Walaupun merasa yakin, dia tetap meminta perlindungan kepada yang Maha Kuasa, agar tidak terjadi bencana.

"Iya selalu sembahyang meminta keselamatan," ucap Sudiarti.

Senada, Nengah (36) wanita yang menjajaki canang dan dupa di Pura Besakih, juga tidak ingin meninggalkan kawasan Pura Besakih.

"Enggak takut. Tetap datang aja seperti biasa ke sini," kata Nengah.

Namun, karena banyak temannya yang memilih turun, dia pun terkadang ikut mengungsi.

Memang di kawasan Pura Besakih hanya ada beberapa tokoh yang buka. Selebihnya tutup. Padahal, waktu itu masih siang.

"Ya kalau sekarang sih kalau sore turun. Ikut teman saja," ucap Nengah.

Kini terpantau di kecamatan Rendang, Karangasem, usai diguyur hujan, Gunung Agung terlihat. Asap yang keluar tidak berhenti. Meskipun, belum ada yang berani memastikan akan ada peningkatan status.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya