Pengikut Fanatik ISIS Ancam Pangeran George

Kelompok pro-ISIS mengunggah sebuah posting-an bernada ancaman terhadap salah satu pewaris takhta Kerajaan Inggris, Pangeran George

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 30 Okt 2017, 18:20 WIB
Pewaris takhta Kerajaan Inggris, George, Prince of Cambridge. (AFP/Richard Pohle)

Liputan6.com, London - Kelompok pro-ISIS mengunggah sebuah posting-an bernada ancaman terhadap salah satu pewaris takhta Kerajaan Inggris, George Prince of Cambridge yang masih berusia empat tahun. Dugaan ancaman itu dilaporkan oleh sejumlah media Inggris.

Seperti dikutip dari New York Post (30/10/2017), beberapa media Inggris menduga, foto putra dari Pangeran Wiliam dan Catherine 'Kate' Middleton itu diunggah dan diedarkan oleh kelompok ekstremis dalam aplikasi layanan pesan singkat Telegram. 

Foto yang diunggah dan diedarkan itu dilengkapi caption yang bertuliskan, "Bahkan keluarga kerajaan tidak akan luput." Gambar itu menunjukkan Pangeran George berdiri di depan sekolahnya di Thomas Battersea, London Selatan.

Sementara itu, sebuah akun ikut mengomentari foto Pangeran George dengan menulis, "Sekolah mulai lebih awal."

Unggahan foto tersebut turut dikomentari dengan lirik lagu jihad yang kerap dilantunkan oleh para kelompok teroris, "Ketika perang datang dengan melodi suara peluru, kami tidak percaya, menginginkan pembalasan."

Seperti dikutip media Inggris The Sun, Kepolisian Metropolitan London mengatakan telah "Sadar dengan berbagai konten ekstremis (di dunia maya)." Namun, aparat enggan mengomentari lebih lanjut perihal dugaan ancaman terhadap Pangeran George dan langkah keamanan yang mungkin akan dilakukan oleh kepolisian.

 

2 dari 2 halaman

Telegram Patut Diwaspadai

Sementara itu, kepada media Inggris Daily Star, pakar keamanan siber dari firma Sixgill, Barry Spielman mengatakan, "Ancaman terhadap Pangeran George itu sangat menakutkan. Intelijen kami harus menganggap ancaman itu dengan serius."

"Karena, ketika ISIS telah kalah dari Suriah dan Irak, mereka mungkin akan menggeser aktivitas mereka ke Barat," tambah Spielman.

Masih menurut Spielman, keberadaan aplikasi layanan pesan singkat Telegram harus diwaspadai karena telah digadang-gadang sebagai salah satu media yang kerap digunakan oleh kelompok ekstremis bertendensi teroris.

Mereka menggunakan Telegram untuk merekrut personel dan menyebar klaim atas berbagai aksi teror.

Sebelum Pangeran George, ISIS pernah menebar ancaman teror terhadap pemimpin Monarki Inggris, Ratu Elizabeth II pada perayaan 70 Tahun Akhir Perang Dunia II tahun 2015 lalu.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya