Spanyol Pertimbangkan Cabut Status Otonomi Catalonia

Suara referendum capai 90 persen, Catalonia ingin merdeka. Namun, Spanyol menolak mentah-mentah.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 09 Okt 2017, 08:15 WIB
Para Castellers membangun menara manusia di alun-alun Sant Jaume, Barcelona, Spanyol, Minggu (24/9). Tidak hanya orang dewasa, menara manusia juga terbentuk dari kelompok anak-anak asal Catalonia. (AP Photo/Emilio Morenatti)

Liputan6.com, Madrid - Perdana Menteri Spanyol Mariano Rajoy menyatakan tidak akan mengesampingkan penggunaan kekuatan hukum untuk mencabut status otonomi Catalonia jika wilayah itu menyatakan kemerdekaan. Rajoy menyampaikan komentar itu kepada surat kabar El Pais. Ia menambahkan, "Saya tidak mengesampingkan segala sesuatu yang ada dalam hukum."

Melansir VOANews pada Senin (9/10/2017), ribuan demonstran berkumpul di Barcelona, Madrid, dan kota-kota lain di Spanyol pada Sabtu pagi, sementara warga Catalonia terus mendesakkan pemisahan diri dari Spanyol setelah referendum kemerdekaan pekan lalu.

Penyelenggara demonstrasi yang mendukung pemisahan Catalonia meminta para demonstran memakai warna putih dan tidak membawa bendera Spanyol maupun Catalonia. Panitia demonstrasi telah mempromosikan slogan, "Let's Talk" atau "Ayo Bicara."

Di Madrid, ibu kota Spanyol, juga ada demonstrasi tandingan untuk persatuan Spanyol. Demonstrasi itu, yang berpusat di Plaza de Colon, diikuti ribuan orang yang melambai-lambaikan bendera Spanyol, merah, dan kuning.

Rapat umum yang bersaing itu menyusul referendum hari Senin lalu di mana orang-orang Catalonia dalam jumlah besar memilih merdeka, tetapi pemerintah nasional menilai referendum itu tidak sah. Para pimpinan Catalonia, yang kini menghadapi keputusan sulit apakah terus maju atau tidak, menyerukan dialog dengan pemerintah nasional Spanyol.

Seorang pejabat tinggi Uni Eropa memperingatkan, perselisihan separatis itu berisiko menjadi konflik bersenjata.

Rajoy mengatakan tidak akan ada pembicaraan kalau pemimpin separatis Catalonia mengancam mendeklarasikan kemerdekaan berdasar hasil referendum tidak sah Minggu pekan lalu.

Dalam referendum itu, 90 persen memilih berpisah dari Spanyol tetapi jumlah pemilih kurang dari separuh. Jajak pendapat secara konsisten menunjukkan lebih banyak orang Catalonia yang memilih tetap bersama Spanyol.

Dengan krisis semakin dalam, dan tidak ada tanda-tanda politik akan stabil dalam waktu dekat, beberapa bisnis Catalan menyatakan akan memindahkan kantor pusat mereka ke bagian lain Spanyol untuk menghindari kemungkinan tersingkir dari pasar Uni Eropa akibat pemisahan Catalonia dari Spanyol.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya