PHOTO: Potret Pengungsi Muslim Rohingya Saat Menunggu Antrean Makanan

Pengungsi Muslim Rohingya menunggu antrean distribusi makanan di bawah tenda saat hujan di kamp pengungsi Nayapara, Bangladesh.

oleh Fery Pradolo diperbarui 07 Okt 2017, 08:00 WIB
PHOTO: Potret Pengungsi Muslim Rohingya Saat Menunggu Antrean Makanan
Pengungsi Muslim Rohingya menunggu antrean distribusi makanan di bawah tenda saat hujan di kamp pengungsi Nayapara, Bangladesh.
Pengungsi Muslim Rohingya menunggu antrean distribusi makanan di bawah tenda saat hujan di kamp pengungsi Nayapara, Bangladesh (6/10). Bangladesh akan membangun kamp pengungsi terbesar di dunia untuk menampung 800.000 orang. (AFP PHOTO/Fred Dufour)
Pengungsi Muslim Rohingya menunggu antrean distribusi makanan saat hujan di kamp pengungsi Nayapara, Bangladesh (6/10). Bangladesh akan membangun kamp pengungsi terbesar di dunia untuk menampung 800.000 orang. (AFP PHOTO/Fred Dufour)
Pengungsi Muslim Rohingya menunggu antrean distribusi makanan saat hujan di kamp pengungsi Nayapara, Bangladesh (6/10). Bangladesh akan membangun kamp pengungsi terbesar di dunia untuk menampung 800.000 orang. (AFP PHOTO/Fred Dufour)
Pengungsi Muslim Rohingya berteduh di bawah tenda saat hujan menunggu distribusi makanan di kamp pengungsi Nayapara, Bangladesh (6/10). Bangladesh akan membangun kamp pengungsi terbesar di dunia untuk menampung 800.000 orang. (AFP PHOTO/Fred Dufour)
Pengungsi Muslim Rohingya menunggu antrean di pusat pendaftaran di Teknaf distrik Ukhia, Bangladesh (6/10). Bangladesh akan membangun kamp pengungsi terbesar di dunia untuk menampung 800.000 orang. (AFP PHOTO/Fred Dufour)
Seorang pengungsi Muslim Rohingya menunggu antrean di pusat pendaftaran di Teknaf distrik Ukhia, Bangladesh (6/10). Bangladesh akan membangun kamp pengungsi terbesar di dunia untuk menampung 800.000 orang. (AFP PHOTO/Fred Dufour)
Anak-anak pengungsi Muslim Rohingya berebut permen yang dibagikan oleh LSM di Teknaf distrik Ukhia, Bangladesh (6/10). Bangladesh akan membangun kamp pengungsi terbesar di dunia untuk menampung 800.000 orang. (AFP PHOTO/Fred Dufour)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya