Wisata Malam, Usir Kesan Kota Tua yang Seram

Serunya wisata malam Kota Tua dapat mengusir kesan seram pada malam hari di kawasan ini.

oleh Unoviana Kartika Setia diperbarui 07 Okt 2017, 12:35 WIB
Serunya wisata malam Kota Tua dapat mengusir kesan seram pada malam hari di kawasan ini. (Liputan6.com/Yoppy Renanto)

Liputan6.com, Jakarta Kota Tua dan kesan seram cenderung masih lekat. Apalagi jika berkunjung ke kawasan yang berada di kawasan Jakarta Barat tersebut. Namun, sebenarnya museum yang sarat nilai-nilai sejarah juga dapat dinikmati malam hari dan tetap seru.

Komunitas Historia Indonesia gencar mengadakan wisata malam ke situs-situs bersejarah Indonesia. Pada Jumat (6/10/2017), wisata malam cukup spesial karena bekerja sama dengan Pemerintah Kota Jakarta Barat.

Pendiri Komunitas Historia Indonesia Asep Kambali menjelaskan, karena bekerja sama dengan Pemkot Jakbar, kegiatan wisata malam kali ini dilakukan di kawasan Kota Tua. Sebab, sebagian besar area Kota Tua masuk ke wilayah Jakarta Barat.

Taman Fatahillah, Museum Seni Rupa dan Keramik, Museum Sejarah Jakarta, Museum Bank Indonesia, dan Museum Wayang merupakan tempat-tempat yang menjadi lokasi wisata malam.

 

 

"Dilakukan hingga pukul 22.00, memang jam operasional museum sampai pukul 15.00, tetapi khusus untuk acara ini museum dibuka hingga pukul 22.00 dan hanya untuk peserta wisata malam," ujar Asep kepada Liputan6.com

Saksikan juga video menarik berikut ini.

2 dari 2 halaman

Diisi dengan seru

Acara dimeriahkan dengan lomba selfie, group band Goes Plus, games, dan doorprize sehingga jauh dari kesan seram. Peserta pun dapat menikmati museum dan mempelajari sejarahnya.

"Memang agak tricky untuk menghilangkan penilaian itu di masyarakat. Makanya kita harus mencari alternatif dari apa yang mereka pikirkan," kata Asep.

Komunitas Historia Indonesia akan menjadi pemandu wisata malam. Harapannya, peserta dapat memberikan apresiasi dan atensi untuk situs-situs bersejarah.

"Saya percaya kegiatan malam seperti ini bisa mendapat perhatian dari para peserta," ujar sejarawan ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya