Polisi Tetapkan Lebih dari 1 Tersangka Kasus 'Duel Gladiator'

Polisi telah menetapkan tersangka kasus kematian Hilarius Christian Event yang dipaksa duel ala gladiator di Taman Palupuh, Kota Bogor.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 20 Sep 2017, 16:06 WIB
Ilustrasi Garis Polisi (AFP)

Liputan6.com, Bogor - Polisi telah menetapkan tersangka kasus kematian Hilarius Christian Event yang dipaksa duel ala gladiator di Taman Palupuh, Kota Bogor.

Kasubag Humas Polresta Bogor Kota, AKP Syarif Hidayat, mengatakan penyidik sudah menetapkan lebih dari satu tersangka.

"Kalau penetapan tersangka, sudah ada lebih dari satu orang," kata Kasubag Humas Polresta Bogor Kota AKP Syarif Hidayat, saat dikonfirmasi, Rabu (20/9/2017).

Namun, dia tidak menyebutkan identitas para pelaku yang memaksa siswa SMA Budi Mulia itu berduel ala gladiator hingga tewas.

"Pelaku juga belum ada yang ditahan karena masih dicari keberadaannya," ujar Syarif.

Penetapan tersangka dilakukan setelah polisi memiliki bukti kuat berupa hasil autopsi sementara jenazah korban. Selain itu, polisi telah mengumpulkan keterangan 17 saksi, di antaranya teman korban, pihak sekolah, termasuk dokter yang menangani Hilarius.

Kapolresta Bogor Kota, Kombes Ulung Sampurna, saat ditemui usai autopsi jenazah korban, meminta terduga pelaku kooperatif.

"Untuk pelaku kami imbau kooperatif, kalau bisa mendatangi kami daripada kami yang mencarinya," terang Ulung.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Tradisi Bom-boman

Siswa SMA Budi Mulia Kota Bogor, Hilarius Christian Event Raharjo, tewas setelah diduga mengalami kekerasan fisik dalam tradisi bom-boman.

Putra pasangan Maria Agnes dan Raharjo ini tewas, setelah bertarung satu lawan satu dengan pelajar sekolah lain, dan disaksikan puluhan pelajar lainnya di Taman Palupuh, belakang SMAN 7 Kota Bogor.

Pertarungan ala gladiator atau bom-boman ini sebuah tradisi dalam menghadapi event besar, kompetisi liga bola basket antar-pelajar.

Kasus tersebut sebenarnya terjadi pada Januari 2016. Namun, pada waktu itu, kasusnya telah diselesaikan secara kekeluargaan karena keluarga menolak jenazah Hilarius diautopsi. Sementara para pelaku dikeluarkan dari sekolah.

Kasus ini kembali muncul setelah ibu Hilarius mengunggah kasus kematian anaknya melalui akun Facebook, yang ditujukan kepada Presiden Jokowi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya