Antisipasi Demo Warga, Ponpes Ibnu Mas'ud Dijaga Polisi

Di dalam ponpes tidak ada aktivitas karena para santri sudah dipulangkan ke rumah masing-masing sejak Jumat, 15 September lalu.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 17 Sep 2017, 17:07 WIB
Pondok Pesantren Ibnu Mas'ud, Desa Sukajaya, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat dijaga polisi, Minggu (17/9/2017). (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Personel kepolisan tampak berjaga di sekitar Pondok Pesantren Ibnu Mas'ud, Desa Sukajaya, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penjagaan dilakukan untuk mengantisipasi rencana aksi demo warga sekitar yang menuntut penutupan pondok pesantren tersebut.

Pantauan Liputan6.com, Minggu siang, puluhan anggota Dalmas Polres Bogor tampak berjaga-jaga. Bahkan mereka mendirikan tenda sekitar 50 meter dari pondok pesantren. Beberapa petugas polisi lainnya berpatroli keliling desa baik menggunakan mobil maupun sepeda motor.

"Info yang saya dapat, warga mau demo," kata Ketua Yayasan Al Urwatul Wutsqo Pondok Pesantren Ibnu Mas'ud, Agus Purwoko, Minggu (17/9/2017).

Namun demikian, hingga Minggu sore situasi sekitar pondok pesantren masih kondusif. Sementara di dalam ponpes tidak ada aktivitas karena para santri sudah dipulangkan ke rumah mereka masing-masing sejak Jumat, 15 September lalu.

"Untuk sementara diliburkan karena kami khawatir terjadi sesuatu pada santri kami. Apalagi santri kami usianya masih belasan tahun," kata Agus.

Pemulangan sekitar 250 santri ponpes tersebut menyusul batas waktu perjanjian antara warga dengan pemilik Yayasan Pondok Pesantren Ibnu Mas'ud, yang habis masa berlakunya hari ini.

Namun begitu, polisi tetap bersiaga. Mereka mengantisipasi adanya kelompok massa yang mencoba mendatangi Ponpes Ibnu Mas'ud untuk melihat langsung apakah sudah ditutup atau belum sesuai perjanjian.

2 dari 2 halaman

Pembakaran Umbul-Umbul

Tepat sebulan lalu, masyarakat sekitar mengeluarkan ultimatum agar pihak yayasan mengosongkan ponpes tersebut. Pengurus diberi waktu selama satu bulan untuk pindah dari desa itu.

Desakan penutupan ponpes oleh warga sekitar muncul setelah terjadinya pembakaran umbul-umbul merah putih oleh salah satu pengajar ponpes pada 16 Agustus 2017.

Insiden ini memicu reaksi ratusan warga. Mereka mendatangi pondok pesantren yang terletak di kaki Gunung Salak itu dan meminta pihak yayasan menghentikan aktivitasnya.


Saksiskan video menarik berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya