Detik-Detik Suporter Timnas Tewas Terkena Petasan Roket di Bekasi

Petasan roket itu mendarat dan tepat mengenai pelipis dan mata kanan Catur Yuliantono. Korban tewas bersimbah darah saat dibawa ke RS.

oleh Fernando Purba diperbarui 04 Sep 2017, 21:43 WIB
Suasana kepanikan suporter saat terjadi insiden ledakan suar pada laga persahabatan Indonesia melawan Fiji di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Sabtu (9/2). Dikabarkan satu orang suporter tewas akibat insiden ini. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Bekasi - Polisi mengamankan pelaku yang menyalakan petasan roket saat pertandingan Timnas Indonesia melawan Fiji. Pelaku bernama Adrian Rico Palupi (25) merupakan warga Bekasi Timur Regency, RT 06/13, Cimuning, Mustikajaya, Bekasi Timur.

Dari informasi yang dihimpun, kejadian bermula saat pelaku membakar petasan roket (hand flare) di sektor 17, Tribun Selatan, Stadion Patriot, [Bekasi](Pasopati ""). Pembakaran terjadi saat 15 menit sebelum pertandingan selesai dalam laga Timnas Indonesia melawan Fiji, Sabtu 2 September 2017 petang.

Namun saat itu, sejumlah penonton lain yang mayoritas diisi pendukung Pasoepati Solo sempat berteriak melarang aksi itu karena menghalangi penglihatan. "Woi matiin, kampungan-kampungan," teriak sejumlah penonton lain saat itu.

Meski demikian, teriakan itu rupanya tak dihiraukan pelaku. Ia kembali menyulutkan satu petasan roket lain, yang berjenis rocket flare, pada waktu 5 menit usai pertandingan. Atau tepat saat para penonton tengah berdiri memberi hormat sesaat para pemain Timnas Indonesia dan Fiji bersama-sama memasuki ruang ganti.

Namun nahas, kembang api kedua yang dilontarkan pelaku ke arah atas rupanya mendesing ke bawah, ke arah Tribun Timur. Atau meroket sepanjang ±160 meter serta meninggalkan jejak berupa garis panjang berwarna putih di langit stadion.

"Berdasar keterangan pelaku, dia melakukan penembakan flare ke arah korban yang duduk di tribun timur secara tidak sengaja," kata Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Hero Henrianto Bachtiar, Bekasi, Senin (4/9/2017)

Sebab saat itu, lanjut dia, niatnya ingin mengarahkan flare ke arah lapangan. Namun belum sempat diarahkan, flare sudah melesat di luar kendali yang bersangkutan dan akhirnya mengenai Catur Yuliantono, salah satu penonton di tribun timur.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

 

2 dari 3 halaman

Petasan Mendarat di Pelipis

Irfan Bachdim melakukan selebrasi untuk Catur Yuliantono, suporter Timnas Indonesia. (Instagram Bali United)

Rocket flare itu mendarat dan mengenai tepat di pelipis dan mata kanan Catur Yuliantono (25). Korban yang duduk di sektor 12 B tribun timur ini tewas bersimbah darah dalam perjalanan ke rumah sakit.

"Bahkan, dalam salah satu video yang kita dapat, ada tayangan yang memperlihatkan bunga api berjalan ke atas dan langsung berhenti di atas posisi ketinggian. Kemungkinan besar, kembang api itu langsung bersarang di wajah korban. Bahkan, bunga api masih terlihat menyala," jelas Hero.

Setelah kejadian itu, pelaku pulang layaknya tak terjadi apa-apa ke rumahnya. Adrian yang mengaku ultras atau suporter garis keras sepakbola itu diamankan tanpa perlawanan pada Senin 3 September 2017 dini hari.

"Pelaku sempat melihat korban dibawa ambulans saat hendak berjalan ke parkiran motor. Namun ia langsung balik," jelas Hero.

Dari keterangan yang digali polisi, pelaku mengaku berhasil membawa sedikitnya 2 kembang api suar jenis tarik ke dalam stadion Patriot dengan cara menyelundupkan ke dalam tas leptop yang dibawanya. Kembang api itu diletakkan paling bawah dan ditindih dengan sejumlah pakaian.

"Jika diarahkan secara horizontal, jarak tembak roket suar bisa mencapai 200 sampai 300 meter, tidak menutup kemungkinan jika ditembakkan secara vertikal jarak lesat suar tersebut bisa lebih jauh lagi," jelas Hero.

3 dari 3 halaman

Kelabui Petugas

Pelaku yang menyalakan petasan saat pertandingan Timnas Indonesia melawan Fiji. (Liputan6.com/Fernando Purba)

Tak hanya itu, pelaku diketahui juga ikut masuk dalam antrean suporter pasoepati untuk mengelabui penjagaan polisi di pintu masuk.

"Dia telah menggunakan 2 flare. Namun, masih ada satu hand flare yang belum digunakan, dan kita temukan di dalam tasnya," ujar dia.

Hero mengakui bahwa pihaknya kecolongan dengan adanya petasan jenis flare meledak di lokasi. Barang itu diselundupkan penonton karena kurang sigapnya petugas penjagaan.

"Saya akui ada kelengahan di dalam pemeriksaan yang tidak detail, yang tidak di cek-ricek," tegas Hero.

Peristiwa ini akan menjadi bahan pembelajaran. Ia tidak akan segan memberi sanksi tegas bagi anggotanya yang lalai saat memeriksa barang bawaan para penonton.

"Kita akan memeriksa satu per satu, siapa saja yang ada di situ. Kasih kami waktu, siapa yang terlibat akan kita tindak tegas," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya