Usai Yellen Pidato, Wall Street Menguat Tipis

Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 30,27 poin atau 0,14 persen dan berakhir pada 21.813,67.

oleh Arthur Gideon diperbarui 26 Agu 2017, 05:29 WIB
Reaksi pasar negatif terhadap penyelesaian utang Yunani membuat indeks saham Dow Jones merosot 348,66 poin ke level 17.598.

Liputan6.com, Jakarta - Wall Street menguat tipis pada penutupan perdagangan Jumat (Sabtu pagi waktu Jakarta). Pidato Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) Janet Yellen yang tak memberikan sinyal perubahan suku bunga yang agresif menjadi sentimen penahan pelemahan gerak bursa AS.

Mengutip Reuters, Sabtu (26/8/2017), Dow Jones Industrial Average (DJIA) naik 30,27 poin atau 0,14 persen dan berakhir pada 21.813,67. S&P 500 menguat 4,08 poin atau 0,17 persen menjadi 2.443,05. Sedangkan Nasdaq Composite turun 5,68 poin atau 0,09 persen menjadi 6.265,64.

Sepanjang pekan ini, Dow Jones naik 0,65 persen, S&P 500 menguat 0,72 persen dan Nasdaq naik 0,79 persen. Penguatan pada pekan ini bisa menutup selisih pelemahan yang terjadi dua minggu sebelumnya baik untuk Dow Jones, S&P 500 dan Nasdaq.

Pada perdagangan Jumat, sektor-sektor yang cukup sensitif terhadap suku bunga mengalami penguatan. Sektor telekomunikasi naik 0,8 persen, Sektor utilitas juga menguat 0,3 persen.

Pidato Yellen di depan sidang tahunan bank sentral dunia yang tidak terlalu mengomentari rencana kenaikan suku bunga bank Sentral AS menjadi salah satu pendorong kenaikan saham-saham di Wall Street.

Sementara Gubernur Bannk Sentral Eropa Mario Draghi dalam pidatonya memberikan sedikit panduan bahwa mereka akan merapikan kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan kepemilikan obligasi.

"Sebagian besar perhatian investor memang pada pernyataan Yellen dan Draghi. Sejauh ini pernyataan yang keluar sesuai dengan perkiraan sehingga tidak mengalami tekanan tetapi juga tidak menguat maksimal," jelas ekonom Payden & Rygel in Los Angeles, Jeffrey Cleveland.

Tonton Video Menarik Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Politik AS

Pada perdagangan kemarin, Wall Street merosot karena investor memilih langkah hati-hati terpicu ketidakpastian kondisi politik di Washington dan menjelang pernyataan bank sentral perihal kebijakan moneter.

Presiden Donald Trump memilih membuat konflik dengan sesama Republikan yang dukungannya dibutuhkan untuk memajukan agenda kebijakannya, dengan mengatakan bahwa para pemimpin kongres dapat menghindari kekacauan dalam plafon utang A.S. jika mereka telah memperhatikan nasehatnya.

"Ada dua cerita yang beredar di Washington akhir-akhir ini dan sampai pada tingkat tertentu, hal itu berdampak pada pasar - dapatkah Presiden sukses dengan agenda Washington secara keseluruhan, apakah itu plafon atau reformasi pajak - sejauh ini sepertinya hal itu tidak akan sederhana," kata Phil Blancato, CEO Ladenberg Thalmann Asset Management di New York.

Data ekonomi AS terbaru melukiskan gambaran yang beragam. Jumlah orang Amerika yang mengajukan tunjangan pengangguran meningkat dari yang diperkirakan minggu lalu. Sementara penjualan rumah tiba-tiba turun pada bulan Juli ke tingkat bulanan terendah tahun ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya