Misteri Teriakan Mencekam di Rumah Pengasingan Bung Karno

Setiap menjelang 17 Agustus, suara-suara misterius kerap terdengar dari dalam rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu.

oleh Edmiraldo Siregar diperbarui 19 Agu 2017, 13:00 WIB
Ruang kerja ini merupakan salah satu ruangan favorit Bung Karno untuk melakukan aktifitas selama diasingkan di Bengkulu tahun 1938 hingga 1942 (Liputan6.com/Yuliardi Hardjo)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Pertama Republik Indonesia Sukarno atau Bung Karno dikenal sebagai sosok yang mempercayai hal-hal gaib. Dia pun disebut-sebut sebagai orang sakti yang memiliki banyak benda pusaka.

Bahkan, hingga saat ini, jejak mistis Bung Karno masih bisa dirasakan di beberapa tempat. Salah satunya di rumah pengasingan Bung Karno di Bengkulu.

Dikabarkan, aroma mistis menebar semakin kuat di rumah itu, menjelang peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-72 RI. Beberapa kejadian aneh biasanya akan terasa menjelang tengah malam.

Koordinator Balai Pelestarian Cagar Budaya Bengkulu Sugrahan mengatakan, di rumah yang dulunya disewa Pemerintah Kolonial Hindia Belanda dari seorang saudagar Tionghoa itu, sering terdengar suara derap kaki pasukan yang menuju ke lapangan upacara. Bahkan, sesekali terdengar suara banyak orang yang mengikuti upacara bendera.

"Semakin sering saja terjadi menjelang peringatan 17 Agustus ini," ucap Sugrahan di Bengkulu, Selasa, 15 Agustus 2017.

Suara lain yang juga sering terdengar adalah bunyi orang sedang menarik timba menggunakan tali kerekan di sumur yang berada hadapan beranda bagian belakang rumah. Jika suara itu muncul, biasanya diikuti aroma wangi seperti bau bunga melati yang sangat tajam.

Sudah tiga tenaga honorer yang tinggal di kamar belakang untuk menjaga kediaman Bung Karno tersebut memilih untuk angkat kaki. Mereka hanya datang pada pagi hingga sore menjelang malam saja. Sebab, mereka tidak tahan dengan bebunyian dan aroma yang membawa suasana mencekam.

"Semuanya menyerah dengan kondisi ini," tutur Sugrahan.

Hadi, warga yang tinggal di kompleks belakang rumah Bung Karno, juga mengaku tidak berani melintas di gang belakang rumah tersebut menuju jalan raya pada malam hari. Tepat di belakang rumah tersebut, dahulu pernah ada satu panggung yang biasa digunakan oleh para pemuda tergabung dalam sanggar seni Monte Carlo yang dipimpin Bung Karno untuk melatih para pemain sandiwara.

Panggung yang dinamakan Gelanggang Remaja itu, saat ini tinggal puing dan dipenuhi semak belukar. Bila malam hari, sering terdengar teriakan dan bunyi alat musik yang terdengar sayup disertai bebunyian lain yang membuat warga sekitar merinding.

"Jika ingin keluar malam, saya lebih memilih jalan lain meskipun jauh, dari pada mendengar suara suara aneh itu," kata Hadi.

 

Penulis:

Yuliardi Hardjo Putro

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini.

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6.

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya