N. Riantiarno: Riset Penting Dilakukan untuk Bahan Pikiran Pemain

Sutradara sekaligus penulis naskah teater "Warisan" mengaku sangat penting melakukan riset dan pendalaman karakter.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 12 Agu 2017, 10:00 WIB
Pertunjukan Teater Koma karya N. Riantiarno yang mengangkat mengenai "WARISAN" "Itukah warisan kita? Korupsi dan Utang?"

Liputan6.com, Jakarta - Sebuah pertunjukan seni teater karya N. Riantiarno bertajuk "Warisan" diselenggarakan di Gedung Kesenian Jakarta mulai 10 Agustus hingga 20 Agustus 2017. Teater Koma membawakan pertunjukan di mana naskah ditulis langsung oleh N. Riantiarno serta langsung disutradarai oleh Beliau.

Ditemui seusai pertunjukan, Om Nono sapaan hangat N. Riantiarno, mengaku banyak perubahan pada naskah yang ditulis awal Januari lalu. Sebuah pertunjukan yang berlatar belakang panti jompo ini dipilih oleh Om Nono. Mengangkat mengenai isu korupsi dan juga utang sebuah sebuah negara, ternyata panti jompo pun menjadi salah satu targetnya.

"Saya sudah bicara mengenai itu, saya akan ngomong tentang korupsi dan utang. Dan kemudian saya mulai kumpulkan apa yang ada dalam kepala saya, saya tuliskan dan ketika mereka ke sana untuk riset, tidak diubah itu naskah apa yang ada, apa yang saya tulis di naskah itu ada semua di tempat itu, akhirnya menjadi bagian di naskah itu," aku Om Nono.

Foto dok. Liputan6.com

Riset dilakukan oleh seluruh kru, baik dari artistik hingga para aktor dan juga aktrisnya. Satu minggu naskah dibagi para kru berkeliling di Semarang, Jogja, Bandung, dan Jakarta untuk melakukan riset di hampir semua panti jompo. Riset yang dilakukan pun memakan waktu tiga minggu, setelah itu mereka hanya berlatih naskah.

"Seminggu itu bagi naskah kita riset, terus kira-kira itu tiga minggu udah berhenti. Jadi apa yang diperoleh itu menjadi bahan pikiran mereka. Jadi tiga minggu udah enggak ada lagi riset," kata Om Nono.

Pria yang menjadi dosen di Institut Seni Indonesia Solo ini mengaku bahwa set yang digunakan dalam pertunjukan "Warisan" dibuat hampir menyerupai dengan keadaan asli sewaktu riset.

"Bayangin yang miskin. Nah, itu kan tadi saya gunain 3 meter kali 5 meter dan itu tadi kan 14 orang di situ umpek-umpekan ya kaya gitu, dan itu memang sengaja, numpuk banget gitu. Atur set untuk 3 meter aja bingung, karena itu mepet-mepet banget. Kita lihatnya juga enggak enak gitu kan, tapi itu bener-bener terjadi," katanya.

Foto dok. Liputan6.com

Keadaan sebaliknya pun terjadi untuk set bagi orang-orang kaya yang mampu membayar. Namun, Om Nono tak ingin menyebutkan daerah panti mana yang terlihat banyak kesenjangan. Kesulitan pun tetap dialami oleh para kru Teater Koma saat pembuatan setting blocking maupun artistik.

Meski dengan kesibukannya di dunia teater, Om Nono masih tetap menyempatkan waktu untuk keluarga. Dan Warisan sedang berjalan pun, Om Nono sedang menjalankan proyek teater yang diselenggarakan bulan depan.

"Jadi ini jalan, kemudian yang berikutnya juga jalan lagi, apa boleh buat. Tapi ya waktunya pendek, pendek banget, tapi ya sudahlah, temen-temen juga udah siap."

Foto dok. Liputan6.com

Novita Ayuningtyas

STMM "MMTC" Yogyakarta

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya