Detektor Masjid Al-Aqsa Dicopot, Bagaimana Nasib Warga Palestina?

Meski Israel telah mencabut alat detektor logam di kawasan Al-Aqsa, warga Palestina masih sulit beribadah di masjid tersebut.

oleh SCTV diperbarui 26 Jul 2017, 08:46 WIB
Tidak hanya di Masjid AL-Aqsa, petugas polisi Israel juga melakukan penjagaan ketat di luar gerbang Damaskus di Kota Tua Yerusalem, Sabtu (15/7). Umat muslim Palestina diperbolehkan melakukan ibadah asal tetap dalam penjagaan petugas. (AP/Mahmoud Illean)

Liputan6.com, Jakarta - Ketegangan di Jerusalem diharapkan mulai menurun setelah pemerintah Israel memutuskan membongkar detektor logam yang terpasang di pintu pintu masuk Masjid Al-Aqsa.

Seperti ditayangkan Liputan6 Pagi SCTV, Rabu (26/7/2017), pasukan Israel membongkar satu per satu alat pendeteksi logam di sejumlah gerbang masuk menuju masjid A-Aqsa.

Pembongkaran tersebut merupakan hasil dari rapat kabinet keamanan Israel yang memutuskan menggunakan teknologi lain, sebagai solusi alternatif untuk pemeriksaan tanpa perlu menggunakan detektor metal. Israel akan menggunakan kamera beresolusi tinggi yang dapat mendeteksi benda-benda tersembunyi.

Meski telah dibongkar, sejumlah warga muslim Jerusalem masih kurang puas, serta menentang pemasangan kamera pengawas di Masjid Al-Aqsa, karena dianggap mengganggu ibadah.

Selain itu, warga muslim Palestina belum diberi keleluasaan masuk ke dalam masjid, dan kembali menunaikan salat di luar area Masjid Al-Aqsa.

Warga Palestina juga akan tetap menggelar unjuk rasa di sekitar kompleks Haram Al-Sharif sampai situasi Masjid Al-Aqsa kembali normal tanpa intervensi dari Israel.

Sementara, para ulama juga belum memberikan sikap apakah menerima atau menolak kebijakan Israel.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya