Peran Indonesia Masih Minim di Pasar Syariah Dunia

Gubernur BI Agus Martowardojo menuturkan akan menjadikan Jakarta sebagai pusat keuangan syariah dunia.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 24 Jul 2017, 19:10 WIB
Petugas Bank menghitung uang pecahan Rp100.000 di Bank Bukopin Syariah, Jakarta, Selasa (29/12). Namun kurs tengah Bank Indonesia mencatat rupiah menguat tipis 0,003% ke Rp 13.639 per dollar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Hanya saja, peran Indonesia di kancah ekonomi syariah dunia masih terbilang minim.

Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo mengungkapkan dari berbagai sektor industri syariah, peran Indonesia masih di peringkat 5 hingga 10 dunia.

Ia mencontohkan, pasar keuangan syariah di dunia saat ini bernilai US$ 1,1 triliun dan pada 2021 akan mencapai US$ 1,9 triliun. Namun peran Indonesia hanya US$ 0,16 triliun.

"Dengan adanya Komite Nasional Keuangam Syariah nanti akan merumuskan target dan aksi apa yang akan dilakukan demi meningkatkan peran Indonesia," kata Agus di kantornya, Senin (24/7/2017).

Tidak hanya itu, dikihat dari pasar halal travel di dunia yang mencapai nilai US$ 0,15 triliun dan pada 2021 diperkirakan meningkat menjadi US$ 0,24 triliun. Saat ini peran Indonesia di industri halal travel ini baru US$ 0,01 triliun.

Sedangkan untuk pasar halal fashion, Indonesia pada 2016 baru memiliki pangsa pasar US$ 0,01 triliun dari total pasar sebesar US$ 0,24 triliun. Pada 2021 pasar halal fashion ini diprediksi akan mencapai US$ 0,37 triliun.

Dalam pengembangan ekonomi syariah, Agus mengaku akan menjadikan Jakarta sebagai pusat keuangan syariah dunia.

"Upaya kita untuk bisa menjadikan kantor World Islamic Investment Bank di Indonesia akan mendukung Jakarta sebagai pusat ekonomi syariah dunia," tutur Agus. (Yas)

 

 

Saksikan Video Menarik di Bawah Ini:

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya