Tren Curhat Pemudik Motor dari Kocak Sampai Menyayat

Tahun ini, para pemudik motor membuat sebuah gebrakan baru, yaitu mudik sambil curhat. Apa saja isinya?

oleh Akbar Muhibar diperbarui 24 Jun 2017, 20:00 WIB
Seorang pria mengatur arus lalu lintas pemudik bersepeda motor di ruas Kalimalang, Bekasi, Kamis (22/6). Pada malam hari peningkatan kendaraan pemudik terutama yang menggunakan roda dua jauh lebih tinggi dibanding siang hari. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pemudik motor selalu memberikan cerita yang berbeda setiap tahunnya. Mulai dari trik membawa barang bawaan banyak, hingga kelincahan mereka melewati jalanan sempit dengan penuh konsentrasi. Tentunya pemudik motor tetap mendominasi cerita unik, setiap kali mudik lebaran, termasuk tahun ini.

Foto dok. Liputan6.com

Tahun ini, para pemudik motor membuat sebuah gebrakan baru, yaitu mudik sambil curhat. Biasanya mereka menempelkan curhatan tersebut di bagian belakang motor. Tujuannya? Masih ada yang belum tahu secara pasti. Tapi tetap saja gelombang curhat ini membuat mudik menjadi meriah.

Persoalan cinta, menjadi curhatan pertama yang sering diungkapkan oleh para pemudik motor. Tentunya ada ketakutan para jomblowan dan jomblowati, diteror pertanyaan oleh para keluarga. Pertanyaan semacam ‘kapan kawin?’ atau ‘mana pacarnya?’ menjadi sebuah cerita horor ketika sampai ke kampung halaman.

Foto dok. Liputan6.com

Ada juga yang curhat tentang statusnya yang belum berubah. Dari Lebaran tahun lalu hingga tahun ini, masih menyandang status sendiri. Tentunya bagi yang merasakan hal yang sama akan merasakan senasib dan bagi yang sudah tak sendiri akan merasa tergelitik. 

Foto dok. Liputan6.com

Selain curhat status, ada juga pesan yang membuat terenyuh tentang kerinduan, yang dituliskan dalam rangkaian kata pemudik motor ini. Mulai dari kerinduan bertemu kampung halaman, hingga bertemu sang buah hati yang biasanya ditinggalkan karena bekerja. Adapula yang menyampaikan perjuangannya agar bisa pulang kampung.

Foto dok. Liputan6.com

Tentunya berbagai pesan ini mengingatkan kepada kita, bahwa setiap orang memiliki perjuangannya sendiri-sendiri untuk tetap hidup. Sehingga rasa saling menghargai merupakan perilaku pertama yang harus diterapkan, agar kedamaian terus tercipta. Bagi para pemudik motor, selamat kembali ke kampung halaman.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya