Sambut Ramadan, Warga Atinggola Keramas Pakai Kelapa Parut

Ritual keramas itu sebagai simbol menyambut kesucian bulan Ramadan.

oleh Aldiansyah Mochammad Fachrurrozy diperbarui 28 Mei 2017, 07:00 WIB
Ilustrasi Tradisi Keramas Sambut Ramadan

Liputan6.com, Gorontalo - Sejumlah warga di Kecamatan Atinggola, Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut), Provinsi Gorontalo melakukan ritual keramas rambut untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Namun, keramas ini berbeda dari keramas pada umumnya.

Bahan yang mereka gunakan untuk keramas rambut cukup sederhana dan tak seperti sampo pada umumnya. Bahannya, yaitu campuran kelapa parut, daun jeruk lemon, daun kunyit, dan beberapa daun wangi lainnya.

"Semua bahan itu kemudian dicampur jadi satu di dalam batok kelapa. Setelah itu dipanaskan hingga mengeluarkan wangi dedaunan," kata Ade Sunge (56), warga Atinggola, Sabtu 27 Mei 2017.

Adapun ritual itu setiap tahun dilaksanakan oleh masyarakat Kecamatan Atinggola, seperti halnya Novi (20), yang selalu keramas di sungai bersama warga lainnya. Jika tak sempat di sungai, ia mengaku melaksanakannya di rumah.

Sejak usia dini, Novi mengaku sudah mengikuti tradisi dalam rangka menyambut Ramadan itu. Ia diajari para orangtua di Atinggola, meski saat itu hanya sebatas ikut-ikutan.

"Saya memang belum mengerti makna dibalik ritual itu. Namun saya menikmati saat kami berkumpul di sungai untuk keramas bersama teman dan keluarga," katanya.

Sementara itu, Alfian (29) mengaku ritual itu sebagai simbol menyambut kesucian bulan Ramadan. Saat bulan suci itu datang, maka manusia juga harus mensucikan atau sekedar membersihkan diri.

Alfian mengibaratkan, ritual itu seperti menyambut seorang kekasih yang datang dari kejauhan, sehingga mesti disambut dengan kesucian dan tubuh yang berbau wangi.

"Masyarakat di sini menggunakan dua sungai untuk mandi. Kami menyebutnya "Bota ia Damba" dan "Bota ia Diti" dalam bahasa Atinggola, artinya sungai kecil dan sungai besar," ujar dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya