Ikuti Bursa Global, IHSG Merosot 25 Poin

Ada sebanyak 115 saham melemah sehingga menekan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Kamis pekan ini.

oleh Agustina Melani diperbarui 18 Mei 2017, 09:16 WIB
Pengunjung tengah melintasi layar pergerakan saham di BEI, Jakarta, Senin (13/2). Pembukaan perdagangan bursa hari ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,57% atau 30,45 poin ke level 5.402,44. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melanjutkan pelemahan pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Tekanan IHSG ini juga mengikuti bursa saham global yang tertekan seiring kekhawatiran terhadap gejolak politik di Gedung Putih.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Kamis (18/5/2017), IHSG turun 25,01 poin atau 0,45 persen ke level 5.590,47. Pembukaan IHSG pukul 09.00 WIB, laju IHSG masih berada di zona merah dengan merosot 29,51 poin atau 0,53 persen ke level 5.584,97. Indeks saham LQ45 turun 0,49 persen ke level 929. Sebagian besar indeks saham acuan kompak tertekan.

Pada awal sesi perdagangan, IHSG berada di level tertinggi 5.594,46 dan terendah 5.577,52. Ada sebanyak 115 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sedangkan 38 saham menguat dan 64 saham lainnya diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham 12.965 kali dengan volume perdagangan 351 juta saham. Nilai transaksi perdagangan saham Rp 355,4 miliar. Investor asing melakukan aksi beli Rp 14,68 miliar di pasar reguler. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 13.340.

Secara sektoral, sebagian besar sektor saham turun kecuali sektor saham tambang naik 0,20 persen dan sektor saham aneka industri mendaki 0,43 persen. Sedangkan sektor saham konstruksi susut 0,68 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham industri dasar tergelincir 0,48 persen dan sektor saham barang konsumsi melemah 0,48 persen.

Sedangkan saham-saham yang menguat antara lain saham TAMU naik 24,49 persen ke level Rp 610 per saham, saham TGRA melonjak 16,51 persen ke level Rp 498 per saham, dan saham BINA melambung 15 persen ke level Rp 1.495 per saham.

Saham-saham yang tergelincir di awal sesi antara lain saham MYOH turun 11,25 persen ke level Rp 710 per saham, saham NIKL merosot 8,68 persen ke level Rp 5.000 per saham, dan saham MRAT susut 8,26 persen ke level Rp 200 per saham.

Bursa Asia pun kompak melemah. Indeks saham Jepang Nikkei turun 1,68 persen, dan catatkan penurunan terbesar di bursa Asia. Selain itu, indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,38 persen ke level 25.199, indeks saham Korea Selatan Kospi tergelincir 0,45 persen ke level 2.282.

Kemudian indeks saham Shanghai merosot 0,21 persen ke level 3.098, indeks saham Singapura melemah 0,35 persen ke level 3.212, dan indeks saham Taiwan turun 0,51 persen ke level 9.960.

Bursa saham Asia melemah pada perdagangan saham Kamis pekan ini seiring kekhawatiran investor global. Selain itu, dolar Amerika Serikat (AS) melemah terhadap yen. Ketidakpastian dari gedung seiring laporan kalau Presiden AS Donald Trump berusaha menganggu penyelidikan FBI.

Sebelumnya gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang lanjutkan pelemahan pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Pelaku pasar menanti pengumuman BI 7-day repo rate dan pertumbuhan ekonomi Jepang.

Analis PT NH Korindo Securities Bima Setiaji menuturkan, IHSG berpotensi melemah. Investor wait and see pengumuman Bank Indonesia (BI) soal suku bunga acuan.

"Bank Indonesia akan mengumumkan BI Repo Rate yang diperkirakan tetap sebesar 4,75 persen," ujar Bima saat dihubungi Liputan6.com, seperti ditulis Kamis (18/5/2017).

Sedangkan dari eksternal, Bima mengatakan, Jepang akan mengumumkan pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2017. Ekonomi Jepang diperkirakan tumbuh 1,7 persen secara Year on Year (YoY) dan 0,4 persen Kuartal per Kuartal (QoQ), naik dari kuartal IV 2016 sebesar 1,2 persen dan 0,3 persen QoQ.

Melihat kondisi itu, Buma perkirakan IHSG bergerak di kisaran 5.577-5.652 pada Kamis pekan ini.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya