PSSI: Verifikasi Klub Tak Ganggu Jadwal Kick-Off Liga 1

Verifikasi klub mencangkup beberapa aspek, seperti memeriksa legalitas klub di mata hukum sampai status pemain asing.

oleh Risa Kosasih diperbarui 13 Apr 2017, 11:00 WIB
Wakil Ketua Umum PSSI, Joko Driyono menyampaikan hasil pertemuan dengan perwakilan FIFA di Jakarta, Jumat (10/2). Pertemuan membahas National Dispute Resolution Chamber atau penyelesaian sengketa pemain profesional. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - PSSI dikejar waktu untuk menyelesaikan proses verifikasi klub jelang bergulirnya Liga 1 pada Sabtu (15/4/2017). Verifikasi menjadi salah satu syarat dari BOPI (Badan Olahraga Profesional Indonesia) untuk mendapatkan izin keramaian sebelum menggelar pertandingan.

Pelaksana tugas (Plt) Sekjen PSSI Joko Driyono menilai pihaknya lebih memprioritaskan kualitas kompetisi. Memproteksi sepak bola nasional dari hal-hal seperti match fixing atau pengaturan pertandingan dan menghidupkan geliat bisnis dalam olahraga ini dianggap lebih penting daripada urusan verifikasi yang waktunya mepet.

"Kabar terbaru dari PT LIB (Liga Indonesia Baru, operator) dan BOPI memang waktunya tidak ideal. Tapi keduanya sepaham soal kick-off tetap 15 April. Beberapa hal yang perlu dilengkapi tidak akan kami tunda dan ini komitmen kami dari PSSI, PT Liga, maupun teman-teman di klub," ujar Joko dalam jumpa pers di kantornya, Rabu (12/4/2017) sore.

Proses verifikasi mencangkup beberapa aspek, seperti memeriksa legalitas klub di mata hukum sebagai perseroan terbatas (PT), kepatuhan klub terhadap pajak, hingga status pemain asing di Indonesia. Verifikasi ini berlaku untuk tim-tim di Liga 1 dan Liga  2 agar mereka mendapat izin keramaian dari kepolisian daerah saat menggelar sebuah laga.

"Kemarin saya dapat update penting dari BOPI bahwa verifikasi adalah satu sinergi antara PSSI maupun PT Liga dengan BOPI. Tapi hal penting saat kompetisi ini sedang berjalan adalah keinginan bersama sama melindungi integritas kompetisi, yang sekarang sedang kami bedah," ucap Joko lagi.

"Hal itu termasuk organisasi kemudian menyangkut match fixing lalu komitmen terhadap mitra kami. Hal-hal yang demikian saya rasa menjadi isu yang lebih strategis dalam kompetisi," ujarnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya