Krisis Obat-Obatan, Venezuela Harap Bantuan PBB

Venezuela diterpa krisis berkepanjangan. Presiden Nicolas Maduro berharap bantuan PBB.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 25 Mar 2017, 15:06 WIB
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro berbicara di majelis nasional di Caracas, (6/7/2015). Maduro juga memerintahkan kementerian luar negeri melakukan review penuh hubungan bilateral Venezuela dan Guyana. (REUTERS/Jorge Dan Lopez)

Liputan6.com, Caracas - Krisis terus terjadi di Venezuela. Presiden Nicolas Maduro terlihat sudah tidak bisa menangani masalah tersebut sendirian.

Ia akhirnya meminta bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Bantuan yang diinginkannya adalah menaikan suplai obat-obatan ke negaranya.

Dia mengatakan, pendistribusian obat-obatan di negaranya terus terganggu di masa krisis politik dan ekonomi ini. Maduro pun percaya, PBB punya kemampuan untuk menormalisasi distribusi di negaranya.

Dari keterangan Federasi Medis Venezuela, saat ini seluruh rumah sakit kekurangan 5 persen stok obat-obatan.

Maduro meyakini biang masalah tersebut ada pada krisis ekonomi yang menimpa Venezuela dan merosotnya harga minyak. Ia menuduh oknum tak bertanggungjawab yang menentang pemerintah, sengaja memelihara situasi tak kondusif ini.

"Saya minta bantuan PBB untuk membantu ekonomi dan masalah sosial yang dialami masyarakat kami," sebut Maduro seperti dikutip dari BBC, Kamis (25/3/2017).

Tudingan Maduro dibalas kelompok oposisi. Mereka mengatakan, situasi krisis di Venezuela terjadi karena mantan Wapres Hugo Chavez ini tak becus memerintah.

Masalah kekurangan pangan dan sembako terus menyerang Venezuela beberapa tahun belakangan. Untuk mendapat subsidi pangan pemerintah, warga Venezuela harus rela mengantri berjam-jam.

Sama seperti pangan, kondisi pendistribusian obat-obatan juga sama. Masyarakat Venezuela sangat sulit mendapat perawatan medis dan obat di waktu krisis.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya