5 Pemain yang Langsung jadi Pelatih Usai Pensiun

Legenda Manchester United, Ryan Giggs adalah salah satu pemain yang langsung jadi pelatih usai pensiun sebagai pemain.

oleh Luthfie Febrianto diperbarui 20 Mar 2017, 06:48 WIB
Asisten manajer MU, Ryan Giggs usai pertandingan melawan West Bromwich Albion di West Bromwich, Inggris Tengah pada 6 Maret 2016. (Paul ELLIS / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Legenda Manchester United, Ryan Giggs adalah salah satu pemain yang langsung jadi pelatih usai pensiun sebagai pemain. Tidak tanggung-tanggung, tim pertama yang ia latih adalah  MU sendiri.

Sayangnya, karier Giggs sebagai pelatih tak berlangsung lama. Manajemen MU memutuskan memilih Jose Mourinho sebagai pelatih baru MU mulai awal musim ini.

Giggs pun menyingkir dari MU demi mencari tim yang mau menjadikannya pelatih. Hingga kini, Giggs belum menemukan tim tersebut.

Sempat muncul rumor Giggs bakal menukangi Swansea  di musim lalu. Namun Giggs menolak hal tersebut.

Selain Giggs, ada beberapa pemain lain yang tak ragu langsung jadi pelatih begitu pensiun. Seperti dilansir Sokkaa, berikut 5 pemain yang  jadi pelatih setelah pensiun.

2 dari 6 halaman

1. Garry Monk (Swansea City)

Garry Monk dipecat Swansea. (swanseacity.net)


Garry Monk bermain bagi Swansea City sejak 2004 hingga 2014. Namanya pun abadi sebagai salah satu legenda The Swans.

Monk total bermain bagi Swansea sebanyak 260 pertandingan. Pada 2013, Monk bahkan masih terdaftar sebagai pemain dan turut mempersembahkan trofi Piala Liga bagi Swansea.

Keputusan para petinggi memecat Michael Laudrup lalu membawa berkah bagi Monk. Ia lalu dilantik menjadi manajer interim Swansea pada 2014.

Kinerjanya yang apik di paruh kedua musim 2013/14 membuatnya dipertahankan untuk msuim selanjutnya. Sayang, Monk gagal di saat ia menjadi manajer tetap Swansea dan dipecat pada November 2015.

3 dari 6 halaman

2. Gianluca Vialli (Chelsea)

Gianluca Vialli pernah menjabat manajer Chelsea pada 1998-2000. (dok. Premier League)

Tidak butuh waktu lama bagi Vialli untuk mendapat kepercayaan melatih usai dirinya pensiun di Chelsea pada 1999. Di musim berikutnya, Vialli langsung menjadi manajer Chelsea menggantikan Ruud Gullit yang dipecat.

Sejatinya, Vialli sudah menukangi Chelsea sejak musim 1998. Namun ia kala itu masih berstatus sebagai pemain sekaligus manajer.

Karier Vialli sebagai manajer penuh di Chelsea cukup sukses. Vialli mempersembahkan 1 trofi Piala FA dan 1 trofi Community Shield.

Sayang di musim 2001, Vialli berselisih dengan sejumlah pemain kunci Chelsea di antaranya Gianfranco Zola. Vialli pun dipecat para petinggi Chelsea dan kemudian hengkang ke Watford.

Di Watford ia tak bertahan lama, hanya semusim. Hingga kini, Vialli tak pernah lagi menjadi manajer.

4 dari 6 halaman

3. Ruud Gullit (Chelsea)

Ruud Gullit (C) acmilan.com

Pendahulu Vialli, Ruud Gullit juga langsung menjadi pelatih begitu pensiun sebagai pemain. Gullit malah menukangi peran ganda sebagai pemain-pelatih di Chelsea selama dua musim.

Gullit menggantikan Glenn Hoddle yang didapuk sebagai pelatih timnas Inggris. Ia menjadi pria Belanda pertama yang melatih di Liga Inggris.

Di awal kariernya, Gullit cukup sukses dengan membawa Chelsea finis di peringkat keenam. Namun Gullit lalu dipecat di musim berikutnya lantaran berselisih dengan petinggi Chelsea.

5 dari 6 halaman

4. Graeme Souness (Rangers)

Graeme Souness (AFP PHOTO/Martyn Harrison)

Souness memulai kariernya sebagai manajer dengan unik. Datang ke Rangers sebagai pemain, Souness malah didapuk sebagai manajer sekaligus.

Namun keputusan unik ini terbukti ampuh. Souness mengantarkan Rangers meraih tiga gelar juara Liga Skotlandia plus 4 gelar Piala Liga Skotlandia.

Publik Skotlandia kala itu menyebut cara Souness menukangi Rangers dengan Souness Revolution. Kendati sukses, karier Souness sebagai pemain-pelatih cukup kontroversial.

Salah satu tindakan kontroversial Souness adalah memboyong Mo Johnston yang seorang Katolik. Padahal Rangers saat itu kental dengan nuansa Protestan.

6 dari 6 halaman

5. Kenny Dalglish (Liverpool)

Kenny Dalglish saat ditunjuk menjadi manajer Liverpool pada 2011. (AFP/Paul Ellis)

Karier Dalglish sebagai manajer Liverpool tidak terlepas dari tragedi Heysel tahun 1985. Joe Fagan sebagai manajer Liverpool mengundutrkan diri tak lama setelah peristiwa naas itu terjadi.

Dalglish lalu didapuk menjadi pemain-pelatih. Di musim pertamanya, Dalgslish mempersembahkan double winners bagi Liverpool: trofi Liga Inggris dan trofi Piala FA.

Liverpool sempat tanpa trofi di musim 1987/88, namun Dalglish menebus kegagalan ini dengan meraih trofi Liga di musim 1989/90. Total, Dalglish mempersembahkan sembilan trofi selama periode pertamanya menukangi Liverpool.

Dalglish kembali menangani Liverpool di April 2011. Sempat mempersembahkan trofi Piala Liga pada 2011/12, Dalgslish lalu dipecat pada 2012 lantaran gagal membawa Liverpool masuk zona Liga Champions/

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya