Kopi Pagi: Cor Kaki Petani Kendeng

Sudah sejak tahun 2011 Warga Kendeng yang mayoritas petani berjuang menolak pembangunan Pabrik Semen Indonesia di wilayah mereka.

oleh Liputan6 diperbarui 19 Mar 2017, 07:49 WIB
Sudah sejak tahun 2011 Warga Kendeng yang mayoritas petani berjuang menolak pembangunan Pabrik Semen Indonesia di wilayah mereka.

Liputan6.com, Jakarta - Dengan duduk di kursi, lima warga Pegunungan Kendeng, Rembang, Jawa Tengah gelar aksi pasung kaki mereka dengan semen padat ini di depan Istana Negara Jakarta. Aksi ini dilakukan Senin 13 Maret.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (19/3/2017), mereka sengaja melakukanya di depan Istana Negara dengan harapan Presiden Jokowi mendengar jeritan hati warga Pegunungan Kendeng.

Sepanjang pekan peserta aksi terus bertambah menjadi belasan bahkan puluhan. Ibu-ibu dan bapak-bapak petani ini bertahan hingga mendapat tanggapan dari presiden. Sambil menunggu kepastian nasib mereka berteduh di Gedung Lembaga Bantuan Hukum Jakarta.

Sebetulnya tak hanya kali ini saja warga melakukan aksi pasung kaki. April tahun lalu, sembilan petani melakukan aksi yang sama di depan Istana Negara. Bahkan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki menemui mereka pada malam hari agar aksi dibatalkan. Namun tetap saja aksi pasung kaki dilakukan karena berharap agar nasib warga Rembang dan sekitarnya diperhatikan.

Sudah sejak 2011 Warga Kendeng yang mayoritas petani berjuang menolak pembangunan Pabrik Semen Indonesia di wilayah mereka. Selain merusak lingkungan, keberadaan pabrik juga akan mematikan lahan pertanian mereka. Sebab pabrik yang dibangun dikhawatirkan akan menghilangkan kantong air dalam goa bawah tanah.

Apa yang dilakukan para petani ini sebenarnya adalah gambaran keputusasaan akan upaya pencarian keadilan rakyat yang sama sama punya hak untuk didengar dan ditanggapi pendapatnya oleh pemerintah.

Menyikapi puluhan warga Rembang yang mengecor kakinya dengan semen, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo merasa prihatin. Ganjar meminta warganya menghentikan aksi pasung kaki tersebut.

Pihaknya juga menyatakan ruang komunikasi selalu terbuka dan kekhawatiran terjadi krisis air telah diantisipasi PT Semen Indonesia dengan pembuatan embung atau cekungan penampung air hujan.

Di tengah maraknya aksi penolakan oleh para petani Kendeng dan aktivis lingkungan PT Semen Indonesia yang berlokasi di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah sudah siap beroperasi pada April 2017 dengan target produksi 6.000 ton perhari.

Aktivitas persiapan produksi pabrik sempat terhenti selama sebulan karena izinnya dicabut Ganjar Pranowo pada 16 Januari 2017 setelah mengikuti putusan sidang peninjauan kembali Mahkamah Agung Oktober 2016 yang membatalkan izin lingkungan PT Semen Indonesia.

Namun izin kembali diberikan pada 23 Februari 2017. Melalui surat izin yang baru, Perusahaan Badan Usaha Milik Negara ini kembali beroperasi dengan sejumlah perubahan di antaranya luas lahan yang dipersempit.

Kesiapan pabrik PT Semen Indonesia untuk beroperasi dikukuhkan dengan pernyataan Meneg BUMN yang meninjau lokasi pada Jumat pagi.

Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Seperti yang tercantum dalam sila ke lima, Ideologi Negara Indonesia Pancasila.

Dalam kasus ini, Para Petani Kendeng hanya berharap pemerintah bisa menciptakan keadilan sosial yang mengutamakan kepentingan bersama demi jaminan hidup yang sejahtera.

Simak ulasan selengkapnya dalam rangkuman Kopi Pagi (Komentar Pilihan Liputan 6 Pagi) yang ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (19/3/2017), berikut ini.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya