17 Korban Predator Seksual Dapat Pemulihan Mental

Tak cuma psikologi dan mental, para korban predator seksual juga akan mendapat pendampingan hukum.

oleh Reza Efendi diperbarui 09 Mar 2017, 17:33 WIB
Salah satu korban predator seksual mendapat pengecekan psikologis dan mental (Liputan6.com/Reza Efendi)

Liputan6.com, Tapanuli Selatan - Warga Desa Janji Manaon, Kecamatan Batang Angkola, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara dihebohkan aksi pria 35 tahun yang diduga predator seksual. Tak tanggung-tanggung pelaku yang diketahui bernama SBH itu sudah memangsa 17 bocah laki-laki.

Mendapat laporan adanya predator seksual, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Tapanuli Selatan bergerak cepat dan langsung menurunkan tim. Tim diturunkan untuk memberikan pendampingan hukum terhadap 17 korban asusila tersebut.

Kabid Pemenuhan Hak Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Tapanuli Selatan, Hubban Hasibuan mengatakan, tim yang diturunkan langsung mendatangi kediaman para korban. Tindakan pertama yakni dilakukan pengecekan psikologis.

"Jika nanti ada trauma psikologis terhadap para korban, kita segera mendatangkan psikolog," kata Hubban, Rabu, 8 Maret 2017.

Tidak hanya melakukan pengecekan psikologis terhadap para korban, pihak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten Tapanuli Selatan juga melakukan pendampingan untuk membantu memperbaiki mental para korban.

"Jika butuh bantuan hukum, kita juga sediakan pengacara," ujarnya.

Selain itu, para korban juga diedukasi agar ke depannya dapat terhindar dari tindakan serupa. Edukasi juga bertujuan agar para anak dapat menyelamatkan dirinya dari ancaman bahaya yang tengah dihadapi.

"Tujuannya, agar anak dapat menyelamatkan diri sendiri dari ancaman kejahatan dengan cara berteriak. Misalnya minta tolong," terang Hubban.

Seperti diketahui keberadaan SBH tengah diburu oleh warga Desa Janji Manaon, Kecamatan Batang Angkola, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Hal itu tak lepas dari laporan atas tindakan asusila yang dilakukannya terhadap 17 bocah laki-laki.

Salah satu orangtua korban asusila, NH mengatakan, SBH diketahui telah kabur pada Kamis, 2 Maret 2017 lalu. Saat itu NH bersama warga lainnya mencoba menemui pria yang diketahui pengangguran tersebut ke rumahnya. Sesampainya warga di rumah SBH, diketahui si predator seksual itu sudah tidak ada di rumahnya.

"Rumahnya tidak jauh dari rumah saya. Sebelumnya sudah kami jumpai dia (pelaku), kami bilang jangan kabur dan diselesaikan baik-baik, tapi Kamis kemarin dia udah tidak ada di rumahnya," kata NH.

NH menyebut, setelah mengetahui SBH kabur, warga langsung bermusyawarah. Kemudian warga menemui keluarga SBH, mereka meminta pihak keluarga memberitahu kemana SBH kabur. Para warga sebelumnya sepakat tidak akan mengusir si predator seksual dari kampung tersebut.

"Kita sudah sepakat. Pak Kades juga bilang ke dia untuk menghadapi persoalan ini. Tapi kami rasa dia takut masuk penjara, makanya dia kabur. Keluarganya juga tidak tahu dia kabur kemana. Kalau begini kami minta pihak polisi menangkapnya dan dihukum," sebut pria 40 tahun itu.

Kasat Reskrim Polres Tapsel AKP Jama K. Purba membenarkan pelaku SBH telah kabur dari rumahnya. Pihaknya saat ini tengah melakukan pengejaran terhadap si predator seksual tersebut.

"Pelakunya melarikan diri, kita terus mengejar pelakunya," ujar Jama.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya