Investasi Jepang di RI Capai US$ 19,7 Miliar dalam 6 Tahun

Perusahaan Jepang di Indonesia saat ini juga sudah mencapai lebih dari 1.750.

oleh Nurmayanti diperbarui 07 Mar 2017, 14:29 WIB
lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Jepang tercatat memiliki nilai investasi yang besar di Indonesia dibandingkan negara-negara lainnya. Kurun 6 tahun terakhir, total investasi Jepang di Indonesia mencapai US$ 19,7 miliar atau setara Rp 262,9 triliun.

Jumlah perusahaan Jepang di Indonesia saat ini juga sudah mencapai lebih dari 1.750, dengan kegiatan utamanya di bidang infrastruktur, jasa dan manufaktur.

Sekjen Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Jepang (PPIJ) Heru Santoso  menuturkan, Jepang memiliki kontribusi yang tinggi bagi Indonesia dalam pembangunan ekonomi, menciptakan nilai tambah, membuka lapangan kerja dan membangun sumber daya manusia berkualitas, serta menguatnya hubungan, baik antar pemerintah, masyarakat, mapun pengusaha.

Pada tahun depan, kedua negara akan diperingati 60 tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Jepang. "Jepang juga merupakan mitra yang baik karena dalam menjalankan investasinya selalu memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak," jelas dia di Jakarta, Selasa (7/3/2017).

Presiden Joko Widodo seusai pertemuan dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe  di Istana Bogor tanggal 15 September 2016 mengatakan investasi Jepang di Indonesia pada 2015-2016 tercatat meningkat dua kali lipat.

BKPM mencatat investasi Jepang berada di urutan ke-2  mencapai US$ 1,5 miliar pada 2011. Kemudian di 2012 di urutan ke-2 dengan nilai US$ 2,5 miliar. Naik di 2013 menjadi urutan pertama sebesar US$ 4,7 miliar.

Pada 2014, investasi Jepang berada di urutan ke-2 dengan nilai US$ 2,7 miliar, 2015 di urutan ke-3 mencapai US$ 2,9 miliar dan 2016 di urutan ke-2 senilai US$ 5,4 miliar.

Menurut Heru, investasi Jepang di Indonesia telah memberikan nilai tambah lebih tidak sekadar meningkatkan FDI (foreign direct investment) dan penyerapan tenaga kerja.

"Melalui investasi langsung Jepang telah memberi kontribusi dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan alih teknologi, bahkan kini sudah terjadi proses transformasi teknologi di berbagai industri yang kian berkembang dan mendorong laju roda perekonomian nasional," ujar dia.

Investasi Jepang yang melibatkan sektor usaha kecil dan menengah, akan sangat membantu dalam percepatan alih teknologi dan pertumbuhan perekonomian nasional.

Dia mengatakan, guna mendorong peningkatan produktivitas tenaga kerja dan daya saing ekspor produk Indonesia, serta mengetahui lebih mendalam industri manufaktur yang berkontribusi besar terhadap pembangunan ekonomi nasional, PPIJ dan Jakarta Japan Club (JJC) kembali menyelenggarakan seminar Kewirausahaan dan Monozukuri.

Seminar ini berlangsung di Pabrik PT Yakult Indonesia Persada,  Cicurug-Sukabumi, Jawa Barat pada hari ini.

Seminar semacam ini telah dilaksanakan sebanyak duabelas kali secara berkala sejak April 2012. Salah satu tujuan untuk menyampaikan Spirit Monozukuri yang berakar di dalam perusahaan-perusahaan manufaktur Jepang.

Pengusaha-pengusaha terkemuka dari Jepang diundang sebagai pembicara untuk menjelaskan bagaimana mereka menjalankan usahanya dan berbagi ilmu.

Monozukuri dalam bahasa Jepang berasal dari kata “mono” berarti produk atau barang dan “zukuri” yang berarti proses pembuatan, penciptaan atau produksi (manufacturing).

Monozukuri ini di Jepang berhasil menjadi penggerak ekonomi sektor riil dan sekaligus cikal bakal kemajuan teknologi. Konsep yang telah diterapkan oleh wirausaha Jepang sejak ratusan tahun lalu ini, mengandung nada  keunggulan (excellence), keahlian dan ketrampilan (skills),  jiwa (spirit –roh pendorong/penggerak), semangat (zest) dan kebanggaan (pride) dalam kemampuan menciptakan dan memproduksi barang dengan sangat baik.

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya