SBY: Negara Tak Boleh Pisahkan Warganya karena Identitas

SBY menegaskan dalam pencapaian masyarakat Indonesia yang aman, tentram, dan damai dapat dikelola dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika.

oleh Ika Defianti diperbarui 21 Jan 2017, 22:38 WIB

Liputan6.com, Jakarta Partai Demokrat menggelar perayaan Natal Nusantara di Assembly Hall, Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat.

Presiden ke-6 sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY mengatakan dalam kehidupan diperlukannya perdamaian dan kasih sayang dalam bermasyarakat.

"Agama itu mengajarkan persaudaraan bagi umat manusia. Agama mendorong umatnya saling menyayangi dan mengasihi," ucap SBY saat memberikan sambutan perayaan Natal Nusantara di Jakarta, Sabtu 21 Januari 2017.

Dia menegaskan dalam pencapaian masyarakat Indonesia yang aman, tentram, dan damai dapat dikelola dengan prinsip Bhineka Tunggal Ika.

"Meningkatkan tenggang rasa adalah mutlak. Kita tidak boleh tercabik-cabik oleh perbedaan dan kebencian," ujar dia.

Mengenai kebhinekaan tersebut, SBY mengatakan Indonesia bukan negara agama melainkan negara Ketuhanan. Partai Demokrat sendiri bukan partai kanan ataupun kiri tetapi partai nasionalis, religius.

"Negara tidak boleh memisahkan warga negara karena identitas keanekaragaman. Negara wajib menyayangi semua umat beragama yang ada di negara ini," tutur SBY.

Karena hal tersebut, SBY memuji pelaksanaan perayaan Natal Nusantara ini yang melibatkan beberapa agama lainnya.

"Kegiatan ini tidak hanya melibatkan Kristen Protestan dan Kristen Katolik saja, namun penganut agama lainnya," tandas SBY.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya