PM Abhisit Batalkan Rencana Percepatan Pemilu

Pascakerusuhan Bangkok yang menewaskan sebanyak 85 orang selama dua bulan terakhir, akhirnya Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, Ahad (23/5), membatalkan janji pelaksanaan percepatan pemilu di Thailand.

oleh Liputan6 diperbarui 23 Mei 2010, 21:58 WIB
Liputan6.com, Bangkok: Pascakerusuhan Bangkok yang menewaskan sebanyak 85 orang selama dua bulan terakhir, akhirnya Perdana Menteri Thailand Abhisit Vejjajiva, Ahad (23/5), membatalkan janji perlaksanaan percepatan pemilu di Thailand.

Melalui siaran televisi, Perdana Menteri Abhisit mensyaratkan pemilu awal hanya bisa dilaksanakan bila kekerasan dan demonstrasi yang dilakukan Massa Merah benar-benar diakhiri. "Saat ini tidak seorang pun tahu kapan pemilu awal bisa dilaksanakan, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi kelak". "Beberapa orang, kata PM Abishit, terindikasi ingin meneruskan pertempuran melancarkan lagi aksi Juni nanti sehingga kita harus berpikir ulang untuk melakukan pemilu lebih awal"      
 
Dalam upaya untuk menenangkan para pengunjuk rasa, PM Thailand menawarkan pelaksanaan pemilu awal 14 November awal Mei lalu. Namun, rencana rekonsiliasi itu
ditolak pemimpin Kaus Merah dengan mengajukan tuntutan lebih besar termasuk penahanan menteri anggota kabinet PM Abhisit.

Tuntutan tersebut ditolak pemerintah dengan membubarkan paksa demonstran dan menangkap empat pemimpin serta ribuan pengikut Kaus Merah, Rabu lalu.(YUS)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya