Keterangan Kapolri soal Serangan Teroris Diragukan

Kelompok teroris dianggap tidak akan menjadikan pemerintah, apalagi presiden, sebagai target utama. Sebab, perjuangan kelompok teroris adalah pertarungan ideologis.

oleh Liputan6 diperbarui 15 Mei 2010, 18:07 WIB
Liputan6.com, Jakarta: Keterangan Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri bahwa kelompok teroris berniat membunuh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono diragukan sejumlah pihak. Alasannya, kelompok teroris bergerak berdasarkan ideologis dan hanya memusuhi kekuatan negara barat.

"Mereka itu tidak menjadikan pemerintah, apalagi presiden, sebagai target utama. Karena bagi mereka ini adalah pertarungan ideologi," kata Mahfudz Siddik, politisi Partai Keadilan Sejahtera, Sabtu (15/5), di Jakarta.

Keraguan senada juga diungkapkan pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Ikrar Nusa Bhakti. Dia mencium ada kejanggalan di balik keterangan yang disampaikan Kapolri soal penanganan teroris. "Perguncangan politik masih cukup besar bagi dirinya. Karena itu perlu dibuat sebuah rekayasa baru untuk menunjukkan dia dalam bahaya, pejabat negara dalam bahaya," ujar Ikrar.

Namun, tidak semua meragukan keterangan Polri. Ada juga yang memuji upaya Kapolri mengumumkan rencana kelompok teroris, untuk memberi rasa aman kepada masyarakat. "Jadi harus disampaikan apa adanya, apa itu teroris. Karena itu kapolri harus bicara, Menko Polhukam harus bicara kepada masyarakat soal teroris ini," kata Djafar Hafsah, Ketua DPP Partai Demokrat.

Seperti diberitakan, Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri mengumumkan bahwa kelompok teroris berencana membunuh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono,  pejabat tinggi negara, dan tamu asing. Aksi pembunuhan massal ini akan dilakukan mereka tepat pada upacara peringatan 17 Agustus 2010 [baca: Kapolri Berniat Lakukan Pembunuhan Massal].(ULF/YUS)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya