Pertamina Optimistis Mampu Kurangi Impor Avtur

Saat ini kebutuhan avtur mencapai 12.400 kilo liter per hari secara nasional.

oleh Panji Prayitno diperbarui 30 Des 2016, 22:04 WIB

Liputan6.com, Indramayu - PT Pertamina Refinery Unit (RU) VI Balongan Indramayu akan mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM) jenis avtur. Pengurangan impor kebutuhan avtur tersebut sebesar 60 persen dari per hari sebanyak 2.860 kilo liter.

Wakil Direktur Utama PT Pertamina Ahmad Bambang mengatakan, saat ini kebutuhan avtur secara nasional mencapai 12.400 kilo liter per hari. Pertamina baru bisa menyuplai sebesar 9.540 kilo liter per hari. Dari jumlah itu impor 2.860 kilo liter.

"Nanti ketika Pertamina RU VI ini sudah bisa beroperasi keseluruhan diharapkan bisa mengurangi kebutuhan impor sebanyak 1.900 kilo liter perhari atau sebesar 60 persen," kata Bambang di sela peluncuran produksi dan penyaluran perdana avtur ke Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Husein Sastranegara Bandung, Jumat (30/12/2016).

Bambang menuturkan pada tahap pertama ini, Pertamina RU VI Balongan baru bisa memproduksi avtur sebanyak 200 kilo liter per hari.

Produksi pada tahap pertama ini dikhususkan untuk mensuplai kebutuhan avtur di Bandara Husen Sastranegara Bandung. Dari hasil produksi di Pertamina Balongan ini, dia mengaku sudah bisa mengurangi impor avtur antara 10-15 persen.

Selanjutnya pada tahap kedua, pihaknya akan memproduksi avtur sebesar 900 kilo liter per hari. Hasil produksi avtur tersebut akan mensuplai kebutuhan di empat bandara yaitu Husen Sastranegara Bandung, Halim Perdana Kusuma Jakarta, Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) dan Bandara Ahmad Yani Semarang.

Sementara itu pada tahap ketiga produksi ditargetkan sebesar 1.900 kilo liter perhari dengan mensuplai di empat Bandara melalui jalur perpipaan. "Kalau pada tahap tiga kami berharap bisa memproduksi sampai 1.900 kilo liter perhari dan didistribusikan melalui perpipaan," tutur dia.

Dia mengaku, peluncuran produksi dan penyaluran perdana avtur di Pertamina Balongan menjadi kebanggaan tersendiri. Bambang menyebutkan, selama ini, 35–40 persen kebutuhan avtur dalam negeri masih bergantung pada impor.

"Secara nasional kita senang Balongan bisa produksi avtur sehingga bisa menambah suplai avtur dalam negeri," kata Bambang.

Selain di kilang RU VI Balongan, produksi avtur juga dilakukan di kilang-kilang lainnya di Indonesia. Di antaranya di Plaju, Cilacap, Balikpapan dan Dumai.

Seperti diketahui, kebutuhan avtur nasional mencapai 12.400 KL/hari pada 2015. Kebutuhan itu akan meningkat tiga persen setiap tahunnya sehingga kebutuhan avtur pada 2025 diprediksi mencapai 17.000 KL/hari.

Saat ini, yang dapat dipenuhi  dari kilang Pertamina sebesar 9.540 KL/hari. Dengan demikian, masih dibutuhkan impor avtur sebesar 2.860 KL/hari.

Dengan potensi produksi avtur dari RU VI Balongan sebesar 1.900 KL/hari, maka akan mampu menurunkan impor avtur secara signifikan. "Ada percepatan target (1900 KL/hari) yang semula 2019 menjadi 2018," tegas GM RU VI Balongan, Afdal Martha.

Afdal mengatakan, untuk dapat mendukung produksi avtur, RU VI Balongan melakukan beberapa investasi dan modifikasi peralatan. Selain itu, menyiapkan sarana dan fasilitas dalam produksi dan penyaluran avtur. "Kami juga menyiapkan sumber daya manusia yang kompeten dan handal, serta teknologi yang aman," kata Afdal. (Panji Prayitno)

 

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya