Kisah-Kisah Ahok Menerapkan Ajaran Islam di Kehidupannya

Ahok menyisihkan minimal 2,5 persen penghasilannya untuk membayar zakat.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 13 Des 2016, 10:41 WIB
Gubernur DKI Jakarta Ahok berziarah ke Taman Makam Kalibata (Liputan6.com/ Delvira Chaerani Hutabarat)

Liputan6.com, Jakarta Calon gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membacakan nota keberatannya dalam sidang perdana kasus dugaan penistaan agama, yang berlangsung di gedung bekas Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Gajah Mada.

Dalam nota keberatannya, Ahok yang mengenakan kemeja batik lengan panjang cokelat menegaskan apa yang disampaikannya saat berpidato di Kepulauan Seribu September lalu bukan untuk menafsirkan Surat Almaidah ayat 51, apalagi berniat menista agama Islam dan menghina para ulama.

Menurut mantan Bupati Belitung Timur itu, pidatonya saat itu dimaksudkan untuk para oknum politikus yang memanfaatkan Surat Almaidah 51 dalam persaingan pilkada.

Ahok juga menceritakan banyak kisah kehidupannya, yang menunjukkan meski lahir dari keluarga beragama Nasrani, tapi memahami pengetahuan tentang agama Islam.

Bahkan, kata Ahok, sejak kecil dia sudah mengetahui dan berinteraksi dengan agama Islam. Sebab teman-temannya dan keluarga angkatnya, almarhum Haji Andi Baso Amier, merupakan keluarga muslim yang taat.

"Selain belajar dari keluarga angkat saya, saya juga belajar dari guru-guru saya yang taat beragama Islam dari kelas 1 SD Negeri, sampai dengan kelas 3 SMP Negeri, sehingga sejak kecil sampai saat sekarang saya tahu harus menghormati ayat-ayat suci Alquran," ujar Ahok saat membacakan nota keberatannya di ruang sidang gedung bekas Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (13/12/2016).

Kisah Ahok bersentuhan langsung dengan agama Islam yakni saat ibu angkatnya, Hajjah Misribu binti Acca, meninggal dunia.

"Ketika ibu angkat saya meninggal, saya ikut seperti anak kandung, mengantar dan mengangkat keranda beliau, dari ambulans sampai ke pinggir liang lahat, tempat peristirahatan terakhirnya di Taman Pemakaman umum Karet Bivak," kata Ahok.

Sampai sekarang, Ahok juga menyatakan rutin berziarah ke makam ibu angkat di Karet Bivak.

"Bahkan saya tidak mengenakan sepatu atau sendal saat berziarah, untuk menghargai keyakinan dan tradisi orang tua dan saudara angkat saya itu," ucap Ahok.

Tidak sampai di situ, Ahok juga mengungkapkan sering menyumbang untuk pembangunan masjid di Belitung Timur, di mana kebiasaan ini ia teruskan hingga menjadi Bupati Belitung Timur.

"Saya sudah menerapkan banyak program membangun masjid, musala dan surau, dan bahkan merencanakan membangun pesantren dengan beberapa kiai dari Jawa Timur," ujar Ahok.

"Saya pun menyisihkan penghasilan saya, sejak menjadi pejabat publik minimal 2,5 persen untuk disedekahkan yang di dalam Islam, dikenal sebagai pembayaran zakat, termasuk menyerahkan hewan kurban atau bantuan daging di Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha," lanjut Ahok.

Kebiasaan-kebiasaan tersebut tetap dijalankan oleh Ahok hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta. Saat menjabat Gubernur DKI, Ahok membuat banyak kebijakan di antaranya para PNS dan honorer bisa pulang lebih awal saat Ramadan, agar dapat berbuka puasa bersama keluarga di rumah, salat magrib berjamaah, dan bisa tarawih bersama keluarganya.

Ahok juga mencanangkan pembangunan masjid di Balai Kota dan semua rusun, serta memberangkatkan para marbot ke Tanah Suci.

"Kami akan terus membangun masjid raya, di setiap rusun, kami akan terus membantu perluasan masjid yang ada, dengan cara Pemda akan membeli lahan yang ada di sekitar masjid," papar Ahok.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya