Bahas Rohingya, Menlu Retno Temui Aung San Suu Kyi

Menteri Luar Retno Marsudi, rencananya akan menemui Suu Kyi di Ibukota Myanmar.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 06 Des 2016, 11:17 WIB
Menlu Retno Marsudi. (Kemlu.go.id)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dilaporkan akan melakukan pertemuan dengan State Counsellor Myanmar, Aung San Suu Kyi. Kedua wanita tersebut direncanakan  membahas masalah Rohingya.

”Saya akan bertemu dengan Daw Aung San Suu Kyi, State Counselor Myanmar, untuk bahas perkembangan di Rakhine State," ucap Retno Marsudi dalam keterangan pers kepada Liputan6.com, Selasa (6/12/2016).

Rencana Retno akan menemui Suu Kyi di Ibukota Myanmar, Naypyidaw. Pertemuan dilakukan pada Selasa 6-12-2016, malam hari waktu setempat.

Mantan Duta Besar RI untuk Belanda tersebut, berharap ada hasil konkrit yang bisa dibawa dari pertemuannya dengan Suu Kyi.

"Pertemuan dengan State Counsellor Myanmar diharapkan akan membawa perbaikan situasi kemanusian dan stabilitas bagi semua komunitas, khususnya komunitas Muslim, di Rakhine State" ujar Retno.

Sebelumnya, pada Sabtu 3 Desember 2016, Menlu Retno juga telah melakukan pembicaraan per telepon dengan mantan Sekjen PBB, Koffi Anan, yang sekarang menjabat Ketua Advisory Committee penyelesaian masalah di Rakhine State.

Aung San Suu Kyi sebenarnya telah berancana melawat ke Tanah Air. Namun, rencana tersebut ditunda sementara waktu.

Keterangan tersebut disampaikan Wakil Menteri Luar Negeri, A.M. Fachir. Mantan Duta Besar RI untuk Arab Saudi itu pun mengatakan, Indonesia telah menerima surat resmi dari Pemerintah Myanmar terkait pembatalan tersebut.

"Sudah ada surat dari Suu Kyi ke presiden yang mengucapkan terima kasih dan meminta pengertian Indonesia terkait kondisi di Myanmar dan berakibat ke penundaan," sebut Fachir di Kantor Kemlu, di Jakarta, Kamis (1/12/2016).

Dia mengatakan, Suu Kyi di masa mendatang tetap dijadwalkan berkunjung ke Indonesia. Namun, tanggal pastinya belum bisa diketahui.

"Kunjungannya akan di-reschedule, tapi belum tahu (kapan)," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya