6 Skandal J. K. Rowling dan Harry Potter yang Perlu Diketahui

Kesuksesan yang diraih J. K. Rowling bersama kisah Harry Potter si bocah penyihirnya bukan tanpa masalah dan skandal.

oleh Nilam Suri diperbarui 23 Nov 2016, 00:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta J.K. Rowling adalah tokoh penting dalam ranah sastra kontemporer dunia. Tak hanya karena dia adalah penulis novel terlaris sepanjang masa, Harry Potter, tetapi juga karena wanita asal Inggris ini menciptakan jejak langkah baru untuk suatu generasi.

Sejak novel Harry Potter diluncurkan pada tahun 1997, minat baca anak meningkat sampai berkali-kali lipat. Novel ini juga dipercaya meningkatkan keterikatan antara orangtua dan anak, dari sesi membaca bersama yang timbul akibat kisah bocah penyihir ini.

Selain itu, perjalanan hidup J.K. Rowling sendiri menginspirasi banyak orang. Rowling yang sebelumnya sempat menderita depresi bisa bangkit dan menjadi salah satu wanita paling berpengaruh di dunia lewat karyanya.

Harry Potter

J.K. Rowling juga adalah orang pertama yang berhasil menjadi miliarder dari menulis buku. Angka penjualan bukunya mengalahkan nama-nama besar yang sebelumnya sudah ada di ranah sastra. Sebut saja misalnya Stephen King dan John Grisham. Prestasi dua penulis besar itu berhasil dilampaui oleh J.K. Rowling.

Namun, kesuksesan yang berhasil dicapai wanita bernama lengkap Joanne Kathleen Rowling itu bukannya tanpa batu sandungan. Dunia sihir dan tokoh Harry Potter-nya, bahkan J.K. Rowling sendiri, sempat beberapa kali tersandung skandal.

Mengutip Rolling Stones, Selasa (22/11/2016), ini beberapa skandal yang pernah harus dihadapi J.K. Rowling bersama Harry Potter:

1. Membuat seorang remaja menangis

Sebelum fllm Harry Potter and The Sorcerer's Stone rilis pada 2001, Warner Bros mulai memburu situs-situs penggemar. Mereka meminta para pemilik situs untuk menghapus atau mengganti nama situs mereka--sehubungan dengan hak intelektual nama Harry Potter yang sudah dibeli oleh studio film itu.

Sebuah surat kemudian dikirim kepada seorang remaja berusia 15 tahun (saat itu) bernama Claire Field. Claire adalah pembuat situs Harry Potter Guide (harrypotterguide.co.uk) yang diminta untuk ditutup oleh Warner Bros.

Claire bersama ayahnya kemudian mengontak sebuah tabloid Inggris, yang melaporkan permintaan itu dan membuat remaja itu menangis tersedu-sedu. Hal itu kemudian berujung pada kehebohan media.

Warner Bros kemudian mengubah posisi mereka dan mengumumkan mereka akan membolehkan situs-situs penggemar selama tidak mengaku bahwa mereka adalah situs resmi.

2. Harry Potter jadi manusia kerdil

Sebuah novel Harry Potter palsu beredar di Tiongkok berjudul Harry Potter and the Chinese Porcelain Doll. Novel-novel palsu lain menyusul setelahnya, yang seolah-olah memang ditulis oleh J.K. Rowling sendiri, termasuk Harry Potter and Leopard Walk Up to Dragon.

Foto dok. Liputan6.com

Porcelain Doll menggunakan plot dari novel The Hobbit karangan J. R. R. Tolkien. Di dalam buku itu diceritakan, Harry Potter menjadi seorang manusia kerdil, kehilangan kemampuan sihirnya, kemudian berubah menjadi naga.

Foto dok. Liputan6.com

J.K. Rowling, bersama kelompok pengacaranya kemudian mengajukan tuntutan, yang menghasilkan imbalan uang, dan permintaan maaf. Namun, berkopi-kopi novel itu sudah telanjur didistribusikan dan dipercaya masih beredar sampai sekarang.

3. The Wyrd Sisters melawan dunia

Di dalam novel keempat Harry Potter, Harry Potter and The Goblet of Fire, diceritakan ada sebuah band pop bernama Weird Sisters tampil di The Yule Ball (pesta dansa yang berlangsung saat Triwizard Tournament).

Sehubungan dengan hal ini, Warner Bros kemudian mengontak band asal Kanada, the Wyrd Sisters, untuk hak menggunakan nama mereka di dalam film. Band itu kemudian menolak tawaran sebesar $50 ribu dari Warner Bros dan menuntut balik sebesar $39 juta, dan berusaha untuk memboikot film itu agar tidak diputar di Kanada.

Mereka kemudian diperintahkan oleh pengadilan untuk membayar Warner Bros sebesar $140 ribu untuk biaya persidangan. Film keempat itu akhirnya menampilkan band (tanpa nama) yang beranggotakan Jonny Greenwood dari Radiohead, dan Jarvis Cocker dari Pulp.

4. Pencurian novel

Enam minggu sebelum peluncuran buku keenam, Harry Potter and The Half-Blood Prince, seorang petugas keamanan bernama Aaron Lambert, yang bekerja di pusat distribusi Inggris, mencuri dua kopi novel.

Dia lalu berusaha memberikan curian dua novel tadi kepada dua tabloid terbesar di Inggris, The Sun dan The Daily Mirror. Saat sedang bernegosiasi dengan reporter dari The Sun, yang berusaha untuk menipu dan membawa kabar novel tadi, Lambert mengeluarkan pistol dan menembakkannya.

Aaron Lambert kemudian ditangkap dan keluar dengan jaminan. Tak kapok, petugas keamanan itu malah berusaha memeras penerbitan Bloomsbury lewat telepon. Lambert akhirnya dipenjara selama empat setengah tahun.

5. Pengungkapan rahasia Dumbledore

Setelah menamatkan dan menerbitkan ketujuh novel Harry Potter-nya, J.K. Rowling mengeluarkan pengumuman mengejutkan. Dalam sebuah acara bersama penerbitan Scholastic di Carnegie Hall pada tahun 2007, J.K. Rowling mengungkapkan, Albus Dumbledore, kepala sekolah Hogwarts yang dipuja banyak orang, adalah seorang penyuka sesama jenis.

Sejumlah media kemudian menuduh apa yang dilakukan J.K. Rowling itu hanyalah rekayasa publik belaka. Para penggemar juga mengungkapkan keberatan mereka melalui blog-blog penggemar.

Salah satu kolumnis surat kabar New York Times menyatakan, "J. K. Rowling, penulis novel Harry Potter, boleh saja berpikir Dumbledore adalah gay, tapi tidak ada alasan orang lain harus berpikir sama."

6. Hermione dan Draco Malfoy

Pada tahun 2011, pemeran Hermione Granger, Emma Watson, melakukan wawancara dengan majalah remaja Seventeen. Dalam wawancara itu, Emma Watson membuat pengakuan: di beberapa film pertama, dia naksir berat pada Tom Felton, aktor yang memerankan Draco Malfoy--musuh Harry, Ron, dan Hermione di Hogwarts.

Pengakuan itu membuat para penggemar--yang sepertinya tak bisa memisahkan antara film dan kenyataan--syok dan terkejut. Mereka berusaha untuk mengatasi rasa horor atas pengakuan Emma Watson itu, apalagi saat harus melihat keduanya tampil bersama di premiere film terakhir Harry Potter, Harry Potter and the Deathly Hallows: part 2.

Dari pengakuan Emma Watson tersebut, lahir ribuan fan-fiction, yang menuliskan kisah cinta Hermione dan Draco Malfoy yang terlarang.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya