5 Mitos tentang Keperawanan

Berikut beberapa mitos tentang keperawanan yang umum beredar di masyarakat,

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 20 Nov 2016, 12:00 WIB

Liputan6.com, Jakarta Kata 'perawan' seringkali dikaitkan dengan seseorang yang belum pernah berhubungan intim. Dan ada begitu banyak mitos mengenai keperawanan yang beredar di masyarakat.

Mitos-mitos tersebut tak jarang menyebabkan kebingungan pada beberapa individu. Berikut beberapa mitos tentang keperawanan yang umum beredar di masyarakat, dikutip dari laman Gurl, Minggu (20/11/2016):

1. Selaput dara utuh bukti keperawanan

Hymen atau selaput dara adalah jaringan membran di dalam vagina. Selaput dara sangat tipis dan bisa terkoyak karena beberapa faktor di luar berhubungan intim. Ada beberapa wanita yang tetap perawan meskipun selaput daranya tak lagi utuh.

2. Darah di malam pertama bukti keperawanan

Keluarnya bercak darah ketika wanita pertama kali berhubungan seks adalah hal yang normal. Tapi seorang perawan tak berdarah di malam pertama pun juga hal yang normal. Dan mitos keluarnya darah di malam pertama tak bisa dijadikan patokan seseorang sudah tidak perawan.

3. Penggunaan tampon bikin tak perawan

Ini hanyalah mitos. Penggunaan tampon memang bisa memengaruhi kondisi selaput dara Anda, tapi tak ada kaitannya dengan keperawanan Anda.

4. Masturbasi bikin keperawanan hilang

Sebagian orang berpendapat, kehilangan keperawanan adalah ketika seseorang benar-benar berhubungan seks dengan orang lain. Jadi, masturbasi membuat seseorang tak lagi perawan hanyalah mitos belaka.

5. Perawan bisa menyembuhkan penyakit

Ada beberapa individu yang percaya mitos berhubungan seks dengan wanita perawan bisa menyembuhkan penyakit seperti HIV/AIDS. Sama sekali tak ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa hal itu benar.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya