Kisah Crutchlow, Tinggalkan Sepak Bola demi MotoGP

Cal Cructhlow beberkan alasannya menjadi pembalap, daripada cita-cita masa kecilnya sebagai pesepakbola.

oleh Risa Kosasih diperbarui 26 Okt 2016, 17:10 WIB
Cal Crutchlow melakukan Burn-Out di hadapan para penggemarnya. (Castrol Indonesia)

Liputan6.com, Jakarta - Pembalap LCR Honda, Cal Crutchlow, ternyata bukan sosok yang sejak awal menekuni dunia balap. Sejak kecil, pria asal Inggris ini sempat bercita-cita menjadi pesepak bola.

Pada MotoGP 2016, Crutchlow tampil cukup bersinar dengan memenangi dua balapan. Yang pertama, Crutchlow finis terdepan di MotoGP Republik Ceko, yang kala itu diguyur hujan cukup lebat. 

Kemudian, Crutchlow terakhir memenangi balapan di MotoGP Australia akhir pekan lalu. Setelah kemenangan itu, pembalap berusia 30 tahun ini menyempatkan waktu untuk mengunjungi Indonesia.

Dia sempat berpikir untuk menjadi seorang pesepak bola dibandingkan dengan terjun di dunia otomotif. Bahkan, sebelum memegang SIM (surat izin mengemudi) Crutchlow pernah menjalani sejumlah seleksi dengan klub kecil di Inggris.

Lahir di Kota Coventry, Crutchlow pernah menjajal bakatnya bersama tim junior Coventry City dan Aston Villa. Namun pada akhirnya dia diberi kebebasan oleh ayahnya, Derek Crutchlow, yang merupakan mantan pembalap untuk menentukan karier setelah beranjak dewasa.

"Sebelum saya bisa mengendarai motor, saya bermain bola. Sekitar umur 16-17 tahun, saya harus membuat keputusan," ujar Crutchlow dalam sesi Meet and Greet dengan para penggemarnya, pada Rabu (26/10/2016) siang di Kemayoran, Jakarta Pusat.

2 dari 2 halaman

Penggemar Manchester United

Cal Crutchlow Beraksi di Jakarta (Risa/Liputan6.com)

Hingga kini Crutchlow mengaku masih gemar menonton pertandingan sepak bola di layar kaca, meski kadang harus mengalah pada istrinya, Lucy Heron, saat berkumpul bersama di ruang televisi. "Dia suka mengganti saluran televisinya kalau saya menonton," katanya.

"Saya sempat bermain untuk Coventry City pada waktu itu, klub di kota tempat tinggal saya, tapi berhenti dan mulai untuk membalap. Itu keputusan terbaik yang saya ambil.

Kehadiran Crutchlow di Indonesia adalah bagian dari rangkaian kegiatan Acceleration Moment with Cal Crutchlow oleh Castrol POWER1. Kedatangan pembalap 30 tahun tersebut terasa spesial karena Crutchlow baru saja menjuarai seri balapan di Phillip Island, Australia, pada Minggu (24/10/2016).

"Membalap tentu sangat berbeda dengan bermain bola. Sebagai fan, saya mendukung tim Blackburn Rovers, tapi di Premier League saya suka Manchester United," ucapnya.

Ketika diberi tahu seorang penggemar bahwa wajahnya mirip Juan Mata, gelandang United, dia menjawab sambil bercanda, "Saya ajari Juan Mata segalanya yang dia tahu."

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya