Mensos Segera Rumuskan Tanggap Darurat Banjir Garut

Banjir bandang dan longsor di Garut dipicu hujan deras sejak Selasa 20 September 2016.

oleh Liputan6 diperbarui 22 Sep 2016, 11:43 WIB
Warga mengumpulkan barang yang berhasil diselamatkan dari terjangan banjir bandang di Kampung Cimacan, Kecamatan Tarogong, Kabupaten Garut, Kamis (22/9). Data sementara Basarnas Jabar, 57 rumah hanyut dan 633 rumah terendam. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Garut dilanda banjir bandang akibat meluapnya Sungai Cimanuk. Selain merendam pemukiman penduduk, banjir juga menimbulkan korban jiwa dan banyak warga luka-luka dan hanyut terbawa arus.

Hingga Rabu 21 September malam, jumlah korban banjir bandang di Kabupaten Garut, berdasarkan data dari Polda Jawa Barat, mencapai 23 orang.

Guna melihat langsung situasi korban, hari ini Menteri Sosial Khofifah Indah Parawansa meninjau titik pengungsian korban, salah satunya di  Markas Korem 062 Tarumanagara Garut.

Mensos juga meninjau kondisi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dokter Slamet Garut yang juga terkena dampak banjir bandang. Mensos berharap pelayanan rumah sakit secepatnya dapat kembali normal untuk melayani masyarakat yang sakit.

"Kita akan lihat kondisinya, lalu mengomunikasikan, merumuskan untuk tanggap darurat," kata Khofifah seperti dilansir Antara, Kamis (22/9/2016).

Kedatangan Khofifah juga untuk menyerahkan bantuan santunan kematian kepada ahli waris korban yang meninggal dunia.

Selain korban meninggal dunia, tercatat 4 orang mengalami luka berat, 27 orang luka ringan, 15 orang dinyatakan hilang.

Banjir bandang dan longsor di Garut dipicu hujan deras sejak Selasa 20 September 2016, pukul 19.00 WIB. Curah hujan tinggi menyebabkan debit Sungai Cimanuk dan Sungai Cikamuri naik secara cepat.

Pukul 20.00 WIB banjir setinggi lutut, kemudian sekitar pukul 23.00 WIB banjir setinggi 1,5-2 meter. Saat ini sebagian banjir sudah surut.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya