Industri Lempok Durian Samarinda Menggeliat

Bisnis penganan lempok durian di Kalimantan Timur terus menggeliat. Banyaknya pesaing membuat para pebisnis merasa perlu memperbaiki manajemen usahanya.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Des 2001, 19:48 WIB
Liputan6.com, Samarinda: Industri penganan lempok durian, belakangan ini, semakin menggeliat. Bahkan, jumlah pengusaha penganan khas Kalimantan Timur ini terus bertambah. Hal itu juga menyebabkan pelaku bisnis --yang di masa silam menganggap bisnis ini kurang menjanjikan-- melakukan pembaruan.

Andrian Nopel, misalnya. Warga Sungaikunjang, Samarinda, ini merasa perlu memperbaiki manajemen usahanya. Andrian juga melakukan perubahan sistem kerja pembuatan lempok durian, jika pada awal usahanya memakai alat-alat tradisional seperti kuali dan kayu bakar, kini ia menggunakan mesin yang lebih produktif.

Adrian menjelaskan, untuk membuat lempok, diperlukan durian segar dan matang. Bahan baku tersebut diperolehnya dari sejumlah daerah di pedalaman hulu Kalimantan, Jawa, dan Sumatra. Sedianya, durian tersebut bakal dicampur sejumlah bahan lainnya. Selanjutnya, adonan diaduk menggunakan mesin berbahan bakar gas. Setelah matang, lempok durian dikemas dalam bermacam ukuran yang akan menentukan harga. Untuk ukuran besar dijual seharga Rp 20 ribu per kemasannya. Sedangkan ukuran sedang dan kecil, masing-masing dijual Rp 10 ribu dan Rp 5 ribu per kemas.(SID/Polmart Aritonang)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya